Tragedi Lagi di Mina: Ya Allah!

Reporter

Editor

Jumat, 25 September 2015 10:17 WIB

Jutaan umat Muslim di dunia memenuhi Padang Arafah saat melakukan Wukuf dalam bagian dari ibadah Haji di luar kota suci Mekkah, 23 September 2015. Dalam melakukan Wukuf, para jamaah berdiam di padang Arafah untuk berdoa. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Musibah kembali terjadi di Mina, Arab Saudi, saat ribuan anggota jemaah haji melaksanakan ritual melempar jumrah Aqabah, kemarin pagi. Ribuan orang berdesak-desakan hingga sebagian jatuh terinjak saat mendekati pintu masuk Jembatan Jamarat, lokasi untuk melempar jumrah, tepatnya di Jalan 204. Hingga tadi malam, musibah ini setidaknya menyebabkan 717 orang meninggal dan 805 mengalami luka-luka. Tiga korban meninggal adalah anggota jemaah asal Indonesia.

Ini merupakan insiden serupa yang ketujuh di Mina dalam 25 tahun, namun yang terburuk dalam satu dekade. Kantor berita Saudi Press Agency (SPA) melaporkan, insiden terjadi pada pukul 7 pagi saat jemaah sedang berbondong-bondong menuju Jamarat. Menurut SPA, “gangguan” terjadi di seberang Jalan Nomor 204 di dekat persimpangan dengan Jalan Nomor 223 Mina, yang menyebabkan warga berdesak-desakan dan terinjak. Sebagian besar korban adalah jemaah dari Yaman, Mesir, dan sejumlah negara Afrika.

Menurut Tim Konsulat Jenderal RI di Jeddah dan Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Riyadh, Sunarko, musibah itu bermula saat sekelompok orang tiba-tiba berhenti sehingga terjadi penumpukan, desak-desakan, dan saling dorong. “Saat desak-desakan terjadi, suasananya memang panas, mencapai 43 derajat Celsius. Ada kemungkinan jemaah kelelahan karena kekurangan air sehingga banyak yang jatuh dan terinjak-injak,” kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, yang juga berhaji.

Pemerintah Iran menuding Arab Saudi melakukan kesalahan dalam menetapkan standar keselamatan sehingga ratusan anggota jemaah haji meninggal, termasuk sedikitnya 15 orang dari Iran. Kepala Organisasi Haji Iran, Said Ohadi, mengatakan, untuk “alasan yang tidak jelas”, jalan telah tertutup dekat tempat lontar jumrah di lokasi kecelakaan terjadi. “Hal tersebut menyebabkan insiden tragis ini,” katanya di televisi negara Iran, seperti yang dilansir abc.net.au.

Setelah musibah itu, seperti dilaporkan wartawan Reuters yang berada di bagian lain Mina, sirene polisi dan ambulans terdengar meraung-raung dan jalan menuju ke lokasi bencana sudah diblokade. Lebih dari 220 ambulans dan 4.000 petugas penyelamat dikirim ke lokasi untuk membantu korban. “Pekerjaan sedang dilakukan untuk memisahkan kelompok besar orang dan jemaah untuk diarahkan ke rute alternatif,” kata Departemen Pertahanan Sipil Arab Saudi melalui akun Twitter-nya.

Lebih dari 100 ribu polisi juga dikerahkan untuk memungkinkan kelompok-kelompok bisa dipecah sebelum mencapai tingkat kepadatan yang berbahaya di kawasan ini. “Silakan jemaah tidak mendorong satu sama lain. Silakan pergi dari pintu keluar dan jangan kembali melalui rute yang sama,” kata seorang petugas melalui pengeras suara.

Musibah di Mina ini merupakan insiden kedua dalam musim haji 2015. Pada 11 September lalu, sekitar pukul 17.23 waktu setempat, crane raksasa berwarna merah-putih milik Saudi Binladin Group ambruk di dekat Pintu Gerbang As-Salaam, menewaskan 111 dan melukai 331 anggota jemaah dari berbagai negara—10 di antara korban meninggal berasal dari Indonesia.

SPA | ALARABIYA.NET | REUTERS | ARKHELAUS WISNU | AHMAD FIKRI | MANAN

Berita terkait

Mengingat Tragedi Mina 32 Tahun Lalu yang Menewaskan 1.426 Jemaah Haji

9 Juli 2022

Mengingat Tragedi Mina 32 Tahun Lalu yang Menewaskan 1.426 Jemaah Haji

Tragedi Mina tahun 1990 yang menewaskan 1.426 jemaah merupakan salah satu insiden ibadah haji yang paling tragis.

Baca Selengkapnya

15 Tragedi Maut di Tengah Kerumunan

1 Mei 2021

15 Tragedi Maut di Tengah Kerumunan

Mulai dari tragedi Mina di Arab Saudi hingga festival Lag B'omer di Israel. Banyak orang tewas akibat berdesak-desakan atau saling dorong karena panik

Baca Selengkapnya

Satu Korban Tragedi Mina Dipulangkan dengan Pesawat Khusus

2 Mei 2016

Satu Korban Tragedi Mina Dipulangkan dengan Pesawat Khusus

Nila menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang telah merawat Culan dan membantu kepulangannya.

Baca Selengkapnya

Investigasi Insiden Mina, Pemerintah Arab Janji Terbuka

20 Oktober 2015

Investigasi Insiden Mina, Pemerintah Arab Janji Terbuka

Pemerintah Arab Saudi belum bisa memastikan kapan investigasi tragedi Mina selesai.

Baca Selengkapnya

TRAGEDI MINA: Mengerikan, Korban Tewas Menjadi 2.110

20 Oktober 2015

TRAGEDI MINA: Mengerikan, Korban Tewas Menjadi 2.110

Iran menjadi negara paling merasakan dampak dengan jumlah warganya yang tewas mencapai 465 jamaah.

Baca Selengkapnya

Jasad Jemaah Asal Banjarmasin yang Hilang Telah Ditemukan  

18 Oktober 2015

Jasad Jemaah Asal Banjarmasin yang Hilang Telah Ditemukan  

PPIH Arab Saudi menemukan jenazah jemaah haji dari Banjarmasin yang dilaporkan hilang setelah dirawat di RS Arafah.

Baca Selengkapnya

Tragedi Mina, Tim DVI: 2 Jemaah Belum Teridentifikasi

16 Oktober 2015

Tragedi Mina, Tim DVI: 2 Jemaah Belum Teridentifikasi

Adapun dua jemaah WNI yang belum teridentifikasi adalah jemaah berasal dari kelompok terbang JKS 61.

Baca Selengkapnya

Pascatragedi Mina: Arab Saudi Tak Mau Berbagi Pengelolaan Haji

14 Oktober 2015

Pascatragedi Mina: Arab Saudi Tak Mau Berbagi Pengelolaan Haji

Iran mendesak adanya satu badan independen untuk mengawasi pengelolaan ibadah haji setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Tragedi Mina, Politikus PKB: Orang Masih Hidup Ditumpuk Mayat  

13 Oktober 2015

Tragedi Mina, Politikus PKB: Orang Masih Hidup Ditumpuk Mayat  

Anggota DPR Fraksi PKB, Maman Imanulhaq, menuturkan dalam evakuasi korban peristiwa Mina, orang yang masih hidup ditumpuk mayat dan masuk kontainer.

Baca Selengkapnya

Musibah Mina dan Suksesi Saudi

13 Oktober 2015

Musibah Mina dan Suksesi Saudi

Musim haji tahun ini rasanya pantas diberi label sebagai musim haji paling tragis sepanjang sejarah, lantaran ada dua tragedi: jatuhnya derek raksasa di Masjidil Haram dan petaka di Mina. Dua tragedi itu telah mengoyak kredibilitas Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz, pemilik gelar Pelayan Dua Kota Suci.

Baca Selengkapnya