Rencana Penurunan Harga BBM, Jokowi Fokus Jaga Daya Beli

Reporter

Editor

Senin, 5 Oktober 2015 12:56 WIB

Ilustrasi BBM. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo terus bermanuver untuk menyelamatkan perekonomian. Setelah meluncurkan dua Paket Kebijakan Ekonomi pada September lalu, pekan ini Jokowi akan mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi III, yang di antaranya berisi penurunan harga bahan bakar minyak jenis Premium.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan paket kebijakan yang terbaru ini dirancang untuk menjaga daya beli masyarakat dan daya tahan ekonomi. “Penurunan harga BBM pasti ada pengaruhnya terhadap peningkatan daya beli,” katanya kepada Tempo, kemarin. Saat ini harga Premium Rp 7.300-7.400 per liter.

Ekonom dari Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono, ragu akan dampak penurunan harga BBM terhadap peningkatan daya beli masyarakat. Sebab, dia memprediksi penurunan harga BBM tak akan lebih dari Rp 1.000 per liter. Meski begitu, Tony tetap mendukung langkah pemerintah menekan harga Premium.

“Setidaknya pemerintah telah bertindak adil dengan memberikan ruang kepada produsen dan konsumen yang tengah dilanda kelesuan,” kata Tony. Kelesuan yang dialami produsen dan konsumen ini terlihat dari deflasi September 2015 sebesar 0,05 persen. “Deflasi merupakan indikasi kelesuan atau rendahnya kepercayaan konsumen.”

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai penurunan harga BBM lebih tepat diterapkan terhadap solar bersubsidi. Alasannya, harga Premium sekarang sudah berada di bawah harga keekonomian sebesar Rp 7.650 per liter. “Harusnya harga solar dikurangi Rp 1.000 per liter,” dia mengungkapkan.

Mamit menghitung, berdasarkan Mid Oil Platts Singapore (MOPS) periode 24 Agustus-23 September 2015, harga keekonomian solar hanya Rp 5.900 per liter dengan kurs rupiah 14 ribu per dolar AS. Sedangkan berdasarkan MOPS tiga bulan, harga jual solar hanya Rp 6.500 per liter. Saat ini solar bersubsidi dijual pada harga Rp 6.900 per liter.

Ditemui di kantor Kementerian Perekonomian pada Jumat pekan lalu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengatakan siap menanggung defisit akibat penurunan harga Premium. “Sejauh Pertamina masih memiliki laba dan potensi untuk berkembang, ya, tidak ada masalah,” dia menegaskan.

Dwi menjelaskan, jika memperhitungkan harga rata-rata minyak dunia, kurs rupiah, dan MOPS enam bulan, harga keekonomian Premium mencapai Rp 8.300 per liter dan solar Rp 6.750 per liter. Namun Dwi menyatakan Pertamina tetap mendukung rencana penurunan harga, sekalipun pemerintah tidak menyiapkan anggaran penambal defisit perseroan.

Pertamina pernah mengklaim nilai kerugian yang ditanggung akibat menjual Premium sejak awal 2015 mencapai Rp 15,2 triliun. Namun Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, menyatakan penurunan harga Premium masih bisa dilakukan lantaran harga keekonomiannya hanya sebesar Rp 7.000-6.500 per liter.

SINGGIH SOARES | ROBBY IRFANY | EFRI R

Berita terkait

Kondisi Rumah Murah Program Jokowi di Villa Kencana Cikarang: Banyak yang Terbengkalai

8 jam lalu

Kondisi Rumah Murah Program Jokowi di Villa Kencana Cikarang: Banyak yang Terbengkalai

Kondisi rumah murah program Jokowi di Villa Kencana Cikarang mayoritas terbengkalai dan tak berpenghuni

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

8 jam lalu

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

Kementerian ESDM terus berkomunikasi dengan kementerian Keuangan untuk mengkaji arif bea keluar untuk ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

10 jam lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

11 jam lalu

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

Pansel KPK bertugas menyeleksi para calon pimpinan KPK sebelum diserahkan kepada DPR untuk melakukan tes uji kepatutan dan kelayakan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

11 jam lalu

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

Jokowi mengumpulkan menteri dan kepala lembaga negara di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu siang. Bahan soal anggaran operasi khusus Papua.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

11 jam lalu

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyebut taman peringatan di Ibu Kota Nusantara bisa jadi lokasi kunjungan tamu negara

Baca Selengkapnya

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

12 jam lalu

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

Busyro Muqoddas tak ingin KPK kian terpuruk setelah pimpinan yang dipilih lewat pansel hasil penunjukkan Jokowi bermasalah

Baca Selengkapnya

Sederet Hal terkait Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Maju Pilgub 2024

13 jam lalu

Sederet Hal terkait Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Maju Pilgub 2024

Presiden Jokowi menyiratkan langkah Kapolda Jateng Ahmad Luthfi untuk menjadi bakal calon Gubernur Jateng tidak ada kaitan dengannya.

Baca Selengkapnya

Sederet Fakta Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang Diresmikan Jokowi di Karawang

14 jam lalu

Sederet Fakta Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang Diresmikan Jokowi di Karawang

Presiden Jokowi mengatakan pembukaan modeling Budidaya Ikan Nila Salin (BINS) ini karena ada permintaan pasar yang sangat besar. Berikut sederet fakta

Baca Selengkapnya

Jokowi Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Freeport Lagi, Ini Sebabnya

15 jam lalu

Jokowi Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Freeport Lagi, Ini Sebabnya

Presiden Jokowi akhirnya memberikan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga oleh PT Freeport Indonesia yang tadinya berakhir pada 31 Mei 2024

Baca Selengkapnya