Kemelut Golkar Ancam Keabsahan Fraksi di DPR

Reporter

Editor

Selasa, 5 Januari 2016 04:48 WIB

Pimpinan Partai Golkar, Aburizal Bakrie (tengah), bersama Agung Laksono (kiri) dan mantan Ketum Golkar, Jusuf Kalla, menunjukkan surat kesepakatan islah terbatas di Jakarta, 30 Mei 2015. Dualisme Partai Golkar makin panjang pasca pecahnya pendapat usulan nama Ketua DPR pengganti Setya Novanto. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta- Fraksi Golkar di Dewan Perwakilan Rakyat terancam keabsahannya akibat pencabutan surat kepengurusan kubu Agung Laksono oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Wakil Ketua Umum Partai Golkar kubu Agung, Priyo Budi Santoso, mengatakan efek pencabutan itu akan merembet ke legalitas alat kelengkapan Dewan dan pelantikan Ketua DPR yang baru, Ade Komaruddin.

Priyo menjelaskan masalah muncul lantaran Golkar tidak memiliki keabsahan, karena Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly tak mengeluarkan surat keputusan baru. “Sekarang ini terjadi kekosongan kekuasan di Golkar,” kata Priyo di Gedung DPR, Jakarta, Senin, 4 Januari 2016.

Pada 30 Desember 2015, Yasonna Laoly menandatangani surat keputusan yang mencabut kepengurusan Partai Golkar hasil Musyawarah Nasional (Munas) Ancol yang dipimpin Agung Laksono. Tapi, Yasonna juga tidak mengesahkan kepengurusan Partai Golkar hasil Munas Bali yang dipimpin Aburizal Bakrie.

“Siapa yang mengendalikan fraksi? Secara de jure, Fraksi Partai Golkar bermasalah, karena fraksi itu kan perpanjangan tangan partai,” ujar Priyo. Ia pun mendorong agar segera diadakan musyarawah nasional untuk menyelesaikan dualisme kepengurusan di Partai Golkar ini.

Bendahara Umum Golkar kubu Aburizal Bakrie, Bambang Soesatyo, mengatakan pernyataan Priyo seperti orang panik. Menurut dia, pelantikan Ketua DPR dan pergantian alat kelengkapan Dewan sah dilakukan oleh kubunya. “Kalau ada yang bilang ilegal, itu pasti calon legislator yang gagal,” kata Bambang. Priyo adalah mantan Wakil DPR, yang dalam pemilihan umum tahun lalu tak terpilih lagi.

Apalagi, kata Bambang, sampai saat ini pemerintah tak mengeluarkan keputusan presiden yang menyatakan Golkar sebagai partai terlarang. Artinya, ujar dia, Golkar hasil Munas Riau pimpinan Ical—sapaan Aburizal—merupakan pengendali partai yang sah. Kepengurusan itu pun sudah membuat Munas di Bali, yang kembali dipimpin oleh Ical. “Munas Bali tinggal menunggu pengesahan,” kata dia.

Ketua Mahkamah Kehormatan Partai Golkar, Muladi, kemarin meminta agar kedua kubu menggelar munas sebelum Juni tahun ini untuk mengatasi kemelut tersebut. “Agar Golkar bisa mempersiapkan agenda pilkada serentak 2017 dan pemilu legislatif 2019,” ujar dia.

Wakil Presiden Jusuf Kalla kemarin menunjukkan adanya kesepakatan menggelar munas yang ia teken bersama Agung Laksono dan Aburizal Bakrie pada 9 November dan 18 Desember 2015. “Itu sudah setuju. Ini kan hanya soal waktu,” kata Kalla di kantornya.

Tapi, Wakil Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali, Nurdin Halid, mengatakan hal berbeda. “Itu kesepakataan untuk rekonsiliasi yang diputuskan oleh rapimnas. Munas bisa digelar jika diminta oleh dewan perwakilan daerah tingkat provinsi minimal 2/3,” kata Nurdin, menjelang Rapat Konsultasi Nasional Golkar di Bali, kemarin. “Pemegang kekuasan tertinggi sesudah munas itu adalah rapimnas.”

ISTIQOMATUL HAYATI | HUSSEIN ABRI YUSUF | ANGELINA ANJAR SAWITRI | TIKA PRIMANDARI | BRAM SETIAWAN

Berita terkait

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

6 hari lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

17 hari lalu

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

25 hari lalu

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

Ujang pun menyampaikan bahwa para tokoh itu memiliki modal yang cukup untuk dikatakan sebagai calon unggulan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

26 hari lalu

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

26 hari lalu

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

Airlangga menyatakan dukungan itu merupakan amanah yang harus dijaga.

Baca Selengkapnya

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

27 hari lalu

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

Ketua Umum Golkar menargetkan partainya mampu menang lebih dari 50 persen dalam kontestasi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

30 hari lalu

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

Presiden Jokowi membantah dirinya sempat ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar maupun Ketua Umum PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

36 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

Menurut Prabowo, keinginan itu bisa dilakukan bila ada dukungan untuk memberi nasihat. Prabowo meminta Golkar mendukungnya membangun pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

36 hari lalu

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

Prabowo meminta maaf karena belum sempat mendatangi semua kader-kader Golkar di daerah dalam tahapan kampanye pemilu.

Baca Selengkapnya

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

42 hari lalu

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

Partai Golkar dan kadernya mengambil langkah tepat memilih Ijeck

Baca Selengkapnya