Sandera Kelompok Abu Sayyaf Bebas tanpa Tebusan

Reporter

Editor

Senin, 2 Mei 2016 10:23 WIB

Sejumlah anak buah kapal (ABK) WNI korban sandera militan Abu Sayyaf, berjabat tangan dengan perwakilan Pemerintah saat tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, 1 Mei 2016. Sepuluh orang ABK yang hampir satu bulan ditawan akhirnya dibebaskan lewat jalan negosiasi. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo memastikan sepuluh warga Indonesia yang disandera selama lebih dari sebulan oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina telah dibebaskan, kemarin. Menurut Presiden, pembebasan 10 WNI itu merupakan hasil kerja sama dengan berbagai pihak, terutama pemerintah Filipina.

“Banyak pihak telah bekerja sama membantu, baik formal maupun tidak formal. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada pemerintah Filipina,” kata Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu 1 Mei 2016.

Sepuluh WNI, yang merupakan anak buah kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12, dirompak milisi Abu Sayyaf di perairan Tawi-tawi, Filipina Selatan. Insiden ini terjadi ketika kedua kapal tersebut tengah berlayar dari Kalimantan Selatan menuju Filipina pada 26 Maret lalu.

Didampingi Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Jokowi juga menegaskan masih mengupayakan pembebasan empat WNI lain yang masih disandera. “Keamanan di perbatasan air dan wilayah sekitarnya juga masih penting. Karena itu, akan ada pertemuan pada 5 Mei antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina,” ujarnya.

Menlu Retno juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, termasuk jaringan informal. “Perlu disampaikan ini diplomasi total, bukan hanya government to government, tapi juga melibatkan jaringan-jaringan informal,” katanya.

Empat WNI ini merupakan ABK kapal tunda TB Henry dan kapal tongkang Cristi, yang disandera sejak 15 April lalu. Kedua kapal disandera dalam perjalanan kembali dari Cebu, Filipina, menuju Tarakan, Kalimantan Utara. Lima orang berhasil lolos, seorang lainnya dalam perawatan karena tertembak para penyamun.

Mayjen (purnawirawan) Kivlan Zen, salah seorang anggota tim negosiasi, kepada Tempo dari Mindanao, menyatakan pembebasan sandera sepenuhnya karena perundingan, tanpa uang tebusan. “Meski PT Patria Maritime Lines sudah menyiapkan uang. Buat berjaga-jaga jika mereka berubah pikiran,” tuturnya.

Kivlan menambahkan, negosiasi pembebasan mulus lantaran melibatkan Gubernur Zulu Abdsakur Toto Tan II. Toto merupakan keponakan pemimpin Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), Nur Misuari.

Abu Sayyaf meminta tebusan 50 juta peso atau sekitar Rp 14,3 miliar. Menlu Retno pernah mengatakan pemerintah tidak akan membayar tebusan meski perusahaan tempat para ABK bekerja telah menyiapkan dana. Dalam keterangan pers, kemarin, tidak disebutkan apakah perusahaan pemilik kapal membayar tebusan tersebut.

REZA ADITYA | SG WIBISONO | ANTARA | SITA PA

Berita terkait

Seluruh Staf Penjara yang Disandera Narapidana di Ekuador Sudah Bebas

14 Januari 2024

Seluruh Staf Penjara yang Disandera Narapidana di Ekuador Sudah Bebas

Semua penjaga penjara dan pegawai administrasi yang disandera oleh narapidana di lembaga pemasyarakatan di seluruh Ekuador kini telah dibebaskan

Baca Selengkapnya

Kemlu Selesaikan 218 Ribu Kasus WNI Selama Kepemimpinan Retno Marsudi

8 Januari 2024

Kemlu Selesaikan 218 Ribu Kasus WNI Selama Kepemimpinan Retno Marsudi

Kemlu menyelesaikan total 218.313 kasus terkait WNI sejak 2014 hingga 2023 di bawah kepemimpinan Retno Marsudi.

Baca Selengkapnya

Israel Tuding Houthi Sandera Kapal Inggris Pembawa Mobil di Laut Merah

20 November 2023

Israel Tuding Houthi Sandera Kapal Inggris Pembawa Mobil di Laut Merah

Israel mengatakan Houthi menyandera sebuah kapal kargo milik Inggris yang dioperasikan Jepang di Laut Merah, Houthi mengaku menyita kapal Israel

Baca Selengkapnya

Drama Penyanderaan di Jepang, Pelaku Lansia yang Dendam terhadap Kantor Pos

1 November 2023

Drama Penyanderaan di Jepang, Pelaku Lansia yang Dendam terhadap Kantor Pos

Pria berusia 86 tahun dilaporkan membakar rumahnya, menembaki rumah sakit dan kemudian menyandera di dalam kantor pos di Jepang.

Baca Selengkapnya

Penyanderaan di Kantor Pos Jepang, Pelaku Sempat Melakukan Penembakan di Rumah Sakit

31 Oktober 2023

Penyanderaan di Kantor Pos Jepang, Pelaku Sempat Melakukan Penembakan di Rumah Sakit

Seorang pria bersenjata di prefektur Saitama Jepang menyandera sejumlah orang yang tidak diketahui jumlahnya di dalam kantor pos

Baca Selengkapnya

Pihak TNI Bilang Belum Dipastikan Kapan KKB Bebaskan Pilot Susi Air

10 September 2023

Pihak TNI Bilang Belum Dipastikan Kapan KKB Bebaskan Pilot Susi Air

Izak mengatakan berbagai upaya hingga saat ini masih dilakukan guna membebaskan pilot Susi Air yang disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya.

Baca Selengkapnya

Pimpinan OPM Beri Jaminan Keselamatan Pilot Susi Air Selama Penyanderaan

4 Agustus 2023

Pimpinan OPM Beri Jaminan Keselamatan Pilot Susi Air Selama Penyanderaan

Ketua Komnas HAM Papua Frits Ramandey mengatakan Egianus Kogoya menjamin keselamatan pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut KKB Pimpinan Ananias Mimin di Balik Penyanderaan 4 Pekerja Proyek BTS

22 Mei 2023

Polisi Sebut KKB Pimpinan Ananias Mimin di Balik Penyanderaan 4 Pekerja Proyek BTS

Satgas Damai Cartenz menyebut KKB pimpinan Ananias Mimin merupakan dalang di balik penyanderaan empat pekerja proyek BTS di Papua Pegunungan

Baca Selengkapnya

Aparat Sulit Atasi KKB, Jokowi: Medannya Sulit, Hutan Belantara, Jurangnya Dalam

15 Mei 2023

Aparat Sulit Atasi KKB, Jokowi: Medannya Sulit, Hutan Belantara, Jurangnya Dalam

Presiden Jokowi merespons insiden penyanderaan yang terus dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB di Papua.

Baca Selengkapnya

4 Pegawai IBS Korban Penyanderaan OPM Dievakuasi dari Distrik Okbab Papua

15 Mei 2023

4 Pegawai IBS Korban Penyanderaan OPM Dievakuasi dari Distrik Okbab Papua

Empat pekerja BTS yang jadi korban penyanderaan OPM di Distrik Okbab Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan berhasil dievakuasi.

Baca Selengkapnya