Tebusan Sandera Abu Sayyaf Simpang Siur

Reporter

Editor

Selasa, 3 Mei 2016 11:05 WIB

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi berfoto dengan 10 korban penyanderaan Abu Sayyaf, di Ruang Pancasila, Senin, 02 Mei 2016. Abdul Azis/ Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Pembebasan 10 warga Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina pada Ahad lalu masih simpang siur dalam soal uang tebusan. Pemerintah Indonesia menyangkal memberikan uang, namun pejabat militer Filipina menyebut Indonesia memberikan uang tebusan untuk pembebasan.

Koran Daily Inquirer edisi kemarin, seperti dimuat dalam versi daring, dengan jelas menyebut ada uang 50 juta peso atau senilai Rp 15 miliar untuk menebus para sandera yang ditawan sejak 26 Maret itu. Koran ini mengutip pernyataan seorang pejabat militer yang tak disebutkan namanya. “Sulit membayangkan kelompok Abu Sayyaf membebaskan sandera tanpa uang tebusan,” demikian ditulis koran tersebut.

Berita Inquirer didukung The Philippine Star lewat edisi online, Philstar.com. Mereka juga mengutip pejabat pemerintah setempat tentang uang tebusan meski tak menyebutkan jumlahnya.

Di dalam negeri, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri juga mengatakan ada uang tebusan demi membebaskan sandera Abu Sayyaf. “Terang saja dibebaskan, wong dibayar,” katanya saat menjadi pembicara utama dalam Focus Group Discussion (FGD) “Mencari Solusi Rekrutmen PNS yang Adil bagi Bidan PTT” di kawasan Cikini, Jakarta, Senin 2 Mei 2016.

Pernyataan Mega keluar mengomentari Menteri Sekretaris Negara Pratikno, yang pamit tak ikut acara Mega hingga tuntas. Tanggapan Komisaris PT Patra Maritime Line, Lodi Irwanto Eliyas, kian mencurigakan soal uang tebusan. “Saya no comment masalah itu ya,” tuturnya. Patra Mairtime adalah perusahaan tempat bekerja para sandera.

PT Patra Maritime Line sudah menyiapkan uang tebusan untuk membebaskan sandera. Uang batal diserahkan karena tim negosiator mengaku bisa membujuk Abu Sayyaf.

Pembebasan sandera asal Indonesia dengan cara membayar tebusan pernah dilakukan pada 2011. Ketika itu, kapal kargo PT Samudera Indonesia, MV Sinar Kudus, dibajak perompak Somalia di perairan dekat Pulau Socotra, Semenanjung Arab. Setidaknya terdapat 20 anak buah kapal dalam kapal tersebut. Pada 30 April, perusahaan membayar tebusan sebesar Rp 4,5 miliar.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyangkal memberikan uang kepada Abu Sayyaf, yang menyandera anak buah kapal Brahma 12 dan tongkang Anand 12 yang berlayar dari Kalimantan Selatan. “Seperti yang sudah saya jelaskan, pembebasan lewat diplomasi total,” ujarnya, kemarin.

Dengan bebasnya 10 sandera tersebut, berarti masih ada empat yang ditawan Abu Sayyaf. Mereka adalah Moch. Ariyanto Misnan, Lorens M.P.S., Dede Irfan Hilmi, dan Samsir. Mereka merupakan anak buah kapal tunda bernama Henry dan Barge Christy, yang dirompak Abu Sayyaf pada 15 April.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi masih berkoordinasi dengan pemerintah Filipina untuk pembebasan empat warga Indonesia yang masih disandera Abu Sayyaf. “Lokasi keempat ABK juga terus terpantau dari waktu ke waktu,” katanya.

ISTMAN MP | DEWI SUCI RAHAYU | ABDUL AZIZ | MAWARDAH NUR HANIFIYANI | KODRAT SETIAWAN

Berita terkait

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

19 jam lalu

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

Benjamin Netanyahu menolak tuntutan Hamas yang ingin mengakhiri perang Gaza untuk ditukar dengan pembebasan sandera

Baca Selengkapnya

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

1 hari lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

7 hari lalu

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

Top 3 Dunia pada 28 April 2024, ICC akan memproses langkah hukum yang disorongkan Lebanon melawan Israel atas tuduhan kejahatan perang.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

8 hari lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

8 hari lalu

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

Hamas bingung ditekan untuk membebaskan sandera warga negara Israel, namun dunia tampak tutup mata pada genosidan di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

9 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

11 hari lalu

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

Hamas merilis kondisi terkini sandera asal Amerika Serikat yang dalam keadaan sehat.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

14 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Demonstran Menuntut Benjamin Netanyahu Bebaskan Sandera yang Ditahan Hamas

15 hari lalu

Ribuan Demonstran Menuntut Benjamin Netanyahu Bebaskan Sandera yang Ditahan Hamas

Demonstran menuntut ada lebih banyak langkah nyata dari Tel Aviv dalam membebaskan sandera yang sekarang ditahan Hamas di Gaza.

Baca Selengkapnya

Sembunyi di Bunker Milik Miliuner AS, Netanyahu Didemo Warga Israel

21 hari lalu

Sembunyi di Bunker Milik Miliuner AS, Netanyahu Didemo Warga Israel

Netanyahu dan istrinya dilaporkan berlindung di dalam bunker di kediaman tersebut pada akhir pekan lalu untuk menghindari serangan rudal Iran.

Baca Selengkapnya