TEMPO.CO, Jakarta - Publik di seluruh dunia, termasuk Indonesia, mulai dinihari nanti dapat mengetahui isi Panama Papers. Konsorsium global jurnalis investigasi (ICIJ) akan merilis data 200 ribu perusahaan cangkang klien firma hukum asal Panama, Mossack Fonseca, tersebut, termasuk di dalamnya korporasi yang didirikan oleh warga negara Indonesia di sejumlah negara suaka pajak.
Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Muhammad Yusuf berharap keputusan ICIJ mempublikasikan seluruh individu dan korporasi dalam Panama Papers membuat pemerintah mengambil langkah konkret menindaklanjuti data tersebut. Satuan tugas yang telah dibentuk pemerintah diminta segera bergerak. “Kami, PPATK, siap membantu,” kata Yusuf kepada Tempo, Minggu 8 Mei 2016.
Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengatakan Presiden Joko Widodo telah menunjuk Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro sebagai Ketua Satuan Tugas Tax Amnesty, yang di dalamnya termasuk menindaklanjuti data Panama Papers.
PPATK, kata Yusuf, telah berinisiatif memeriksa nama-nama yang diduga berada di dalam daftar Panama Papers. “Termasuk bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pajak,” ujarnya.
Akses publik pada data Panama Papers akan dibuka mulai Senin siang, pukul 2 waktu Washington, Amerika Serikat, di situs https://offshoreleaks.icij.org. Publik di Indonesia baru bisa mengaksesnya pada Selasa dinihari nanti, sekitar 01.00 Waktu Indonesia Barat.
Deputi Direktur The International Consortium of Investigative Journalists, Marina Walker Guevara, mengatakan publikasi meliputi sekitar 200 ribu entitas perusahaan cangkang yang diselidiki dalam Panama Papers. Namun tidak semua data—jumlahnya mencapai 11,5 juta dokumen—akan ditayangkan. “Kami hanya menayangkan informasi paling mendasar dari sebuah perusahaan,” kata Marina kepada Tempo.
Basis data yang dimaksudkan adalah berupa nama perusahaan berikut para pemegang sahamnya. Adapun berbagai catatan rekening bank, transaksi keuangan, surat elektronik, paspor, nomor telepon, dan korespondensi lainnya yang berkaitan dengan individu dan korporasi tersebut tak akan dipublikasikan.
Lebih dari seratus jurnalis dari 76 negara yang setahun terakhir tergabung dalam proyek investigasi Panama Papers tetap akan meneruskan penelusuran pada bocoran dokumen tersebut. Begitu juga Tempo, satu-satunya media di Indonesia yang bergabung dalam konsorsium global tersebut. “Kami berharap publik bisa membantu penelusuran karena kini sebagian akses telah dibuka,” kata Redaktur Pelaksana Investigasi Tempo, Philipus Parera.
Sejauh ini Tempo menemukan sedikitnya 899 warga negara Indonesia di Panama Papers. Namun tidak tertutup kemungkinan jumlahnya bertambah, mengingat 2,6 terabita data di dalamnya belum tuntas ditelusuri. Dua penyelenggara negara yang tercatat di Panama Papers adalah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan; serta Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Harry Azhar Azis.
Dari Senayan, markas Dewan Perwakilan Rakyat, mencuat nama Johnny Gerald Plate (NasDem) dan Airlangga Hartarto (Golkar). Mereka bersanding bersama sejumlah pengusaha, seperti James Riady (Lippo), Franciscus Welirang (Indofood), Hilmi Panigoro (Medco), Oentoro Surya (Arpeni), dan Sandiaga Uno (Saratoga).
AGOENG WIJAYA | RAIMUNDUS RIKANG | TIKA PRIMANDARI
Berita terkait
Persidangan Panama Papers Dimulai Delapan Tahun setelah Skandal Pajak Terungkap
27 hari lalu
Sekitar 27 orang akan diadili pada Senin 8 April 2024 atas tuduhan pencucian uang sehubungan dengan skandal penghindaran pajak Panama Papers.
Baca SelengkapnyaKPK Malaysia Perintahkan Putra Mahathir Mohamad Laporkan Asetnya
19 Januari 2024
Pengusaha Mirzan Mahathir, putra mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, diperiksa KPK Malaysia terkait laporan Pandora dan Panama Papers
Baca SelengkapnyaRekam Jejak Johnny Plate, Tersangka Kasus Korupsi BTS, Pernah jadi Resimen Mahasiswa hingga Terjerat Skandal ...
17 Mei 2023
Kejagung menetapkan Menkominfo Johnny Plate sebagai tersangka kasus korupsi BTS. Berikut rekam jejak pria kelahiran tahun 1956 itu.
Baca SelengkapnyaJadi Raja Gantikan Ratu Elizabeth II, Ini Beberapa Kontoversi Pangeran Charles
9 September 2022
Ratu Elizabeth II meninggal , Pangeran Charles otomatis menjadi raja Inggri. Namun ia yang bergelar Raja Charles III ini menyimpan banyak kontroversi
Baca SelengkapnyaWawancara Pembocor Panama Papers: Rusia Ingin Saya Mati
23 Juli 2022
Pembocor data Panama Papers kembali bicara setelah enam tahun menghilang.
Baca SelengkapnyaPembocor Panama Papers: Dunia Makin Dekat Menuju Bencana
23 Juli 2022
Pembocor Panama Papers menilai perlu upaya lebih untuk menekan kerahasiaan keuangan agar dunia dapat menghindari bencana.
Baca SelengkapnyaJurnalisme Berbasis Data dan Komputasi serta Perannya dalam Era Digital
23 Juli 2022
Untuk menghasilkan produk jurnalistik berbasis data dan komputasi, media harus meningkatkan kapasitas jurnalisnya dalam hal pemahaman data dan penggunaan piranti komputer atau aplikasi web
Baca SelengkapnyaJurnalisme Berbasis Data dan Panama Papers
21 Juli 2022
Offshore Leaks menginisiasi kolaborasi investigasi lintas benua yang melahirkan produk investigasi berbasis data seperti Panama Papers (2016), Bahama Leaks (2016), Paradise Papers (2017&2018) dan Pandora Papers (2021)
Baca SelengkapnyaPetinggi Negara di 3 Dokumen Skandal Pajak: Pandora, Panama dan Paradise Papers
8 Oktober 2021
Tiga dokumen membongkar praktek penghindaran dan manipulasi pajak. Nama-nama menteri di Kabinet Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSkandal Pajak Pandora Papers, Apa Itu Perusahaan Cangkang?
7 Oktober 2021
Pandora Papers menguak nama-nama besar, orang kaya dan petinggi negara menggunakan perusahaan cangkang. Untuk menghindari pajak?
Baca Selengkapnya