Evaluasi Arus Mudik, Harmonisasi Lalu Lintas Jadi Prioritas
Senin, 11 Juli 2016 12:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Sudaryatmo, menilai kemacetan parah di beberapa pintu keluar tol pada arus mudik-balik Lebaran tahun ini sebagai tanda kegagalan pemerintah dalam menata jalur transportasi. Ia merujuk pada kemacetan sepanjang 30 kilometer di pintu tol Brebes Timur sebagai momen untuk mengharmoniskan alur jalan tol dan non-tol.
"Fenomena ini menunjukkan tidak adanya persiapan matang untuk mengatasi membeludaknya arus kendaraan saat itu," kata Sudaryatmo, kepada Tempo, Ahad 10 Juli 2016.
Kemacetan pada 3-4 Juli lalu di jalan tol Pejagan-Brebes atau dari Jawa Barat menuju Jawa Tengah terjadi lantaran jalan arteri di Brebes tak mampu menampung kendaraan yang keluar dari jalan tol. "Tak ada jalur alternatif yang memadai," kata Sudaryatmo. Seharusnya, tutur dia, pemerintah menyiapkan jalur lain untuk membagi arus kendaraan.
Kondisi itu diperparah oleh buruknya manajemen lalu lintas di Brebes. Berdasarkan pantauan YLKI, skema contra-flow atau lawan arus di gerbang tol Brebes Timur menyebabkan lalu lintas "terkunci" karena volume kendaraan dari arah sebaliknya cukup banyak. “Rekayasa lalu lintas itu juga tak diimbangi oleh jumlah petugas yang memadai," ujarnya.
Untuk mencegah terulangnya kemacetan parah pada masa mudik tahun depan, YLKI menyarankan pemerintah agar membangun jalan tol baru, yang dibarengi dengan peningkatan kapasitas jalan arteri di wilayah sekitarnya. Sudaryatmo juga meminta pemerintah memperhatikan jalur tengah dan selatan Jawa sehingga pemudik punya pilihan.
Sudaryatmo pun mengingatkan Kementerian Perhubungan agar terus mengalihkan moda angkutan pemudik dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. “Tahun ini jumlah penumpang bus malah turun karena tak ada pembatasan tuslah (kenaikan tarif)."
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyoroti tak berjalannya sistem pembayaran elektronik sebagai penyebab kemacetan arus mudik-balik. Ia pun meminta Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) dan operator jalan tol berinovasi dan mengintensifkan sistem pembayaran non-tunai. “Kalau tolnya masih bayar tunai, pasti akan macet," ujar Jonan, akhir pekan lalu. Jonan pun membuka wacana untuk menggratiskan tarif tol saat terjadi kemacetan panjang.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengakui kemacetan di jalur mudik disebabkan oleh infrastruktur yang tidak memenuhi standar dan pembangunan tol Trans Jawa yang belum rampung. "Belum tersambung semuanya, sehingga pintu keluar tol berpapasan dengan dua arus, seperti di Brebes," kata Darmin, di kediamannya. Ia mengatakan pihaknya akan mempercepat pembangunan tol Trans Jawa hingga mencapai Surabaya.
Adapun Kepala BPJT, Herry Trisaputra Zuna, mengatakan kemacetan lebih disebabkan oleh lonjakan volume kendaraan yang berlebihan. "Rekayasa lalu lintas di pintu keluar tol harus dikelola bersama," ujarnya. Herry pun menganggap pembebasan tarif saat terjadi kemacetan lebih dari 5 kilometer sebagai solusi awal, selain menambah jumlah gardu dan petugas untuk menjemput tiket. Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Inspektur Jenderal Agung Budi Maryoto menyarankan para pemudik agar memilih jalur lain. "Jangan hanya lewat tol Cikampek-Palimanan (Cipali)."
PRAGA UTAMA | ANGELINA ANJAR | GHOIDA RAHMAH | DIKO OKTARA | DINI PRAMITA
Berita lainnya:
Pilkada DKI: Partai Penantang Ahok Rangkul Ormas Islam
Andrea Leadsom Siap Bertarung Perebutkan Posisi PM Inggris
Mobil Listrik BMW Terbaru Laku Keras, Ini Rahasia Suksesnya