Heboh Harga Rokok Rp 50 Ribu Hasil Kajian FKM UI

Reporter

Editor

Selasa, 23 Agustus 2016 13:07 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah tidak memiliki rencana menaikkan harga rokok menjadi Rp 50 ribu per bungkus. Dia mengimbuhkan, informasi soal harga baru rokok yang ramai beredar belakangan ini hanya berupa kajian akademis dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia.

“Belum ada kebijakan baru mengenai harga jual eceran maupun tarif cukai,” ujar Sri di kantornya, Senin 22 Agustus 2016. Selain itu, dia berpendapat, masih banyak cara meningkatkan penerimaan negara yang lebih baik ketimbang menempuh kebijakan ekstrem di satu pos Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi menimpali, kenaikan harga rokok menjadi Rp 50 ribu per bungkus akan terhalang Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai. Undang-undang tersebut membatasi kenaikan cukai maksimal 250 persen dari harga produksi pabrik dan 55 persen dari harga eceran.

Heru mengatakan pemerintah masih berkomunikasi dengan berbagai pihak ihwal tarif cukai rokok 2017. Selain organisasi pemerhati kesehatan, kata dia, Kementerian Keuangan berkonsultasi dengan pelaku usaha, petani tembakau dan cengkeh, buruh, pemerintah daerah, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustrian, serta kementerian lainnya.

“Kami tidak boleh memihak. (Kami harus mempertimbangkan) sekitar 6 juta orang yang terlibat dalam rantai pasokan rokok,” kata dia. Sebagai patokan, Heru menuturkan, kenaikan cukai rokok secara reguler di kisaran maksimal 11 persen bisa menjadi rujukan besar kenaikan tahun depan. “Tarif cukai final akan keluar pada akhir September atau awal Oktober.”

Sekretaris Jenderal Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia, Hasan Aoni Aziz, menyatakan kenaikan tarif cukai rokok hanya akan meningkatkan perdagangan rokok ilegal. Menurut dia, perdagangan rokok ilegal rata-rata meningkat 2 persen setiap tahun. “Transaksi perdagangan rokok di pasar gelap mencapai Rp 11 triliun,” dia menuturkan.

Dukungan terhadap kenaikan drastis harga rokok disampaikan oleh Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi. “Saya kira memang harga rokok harus ditingkatkan,” kata dia saat dihubungi Tempo, Ahad lalu.

Tulus menilai kenaikan harga rokok dari saat ini sekitar Rp 20–25 ribu menjadi Rp 50 ribu per bungkus rasional untuk membatasi tingkat konsumsi, terutama bagi kelompok rumah tangga miskin. Apalagi, data BPS menunjukkan pemicu kemiskinan di rumah tangga adalah beras dan rokok.

Wakil Ketua Komite III Dewan Perwakilan Daerah, Fahira Idris, juga menyatakan dukungannya. Dia mendesak pemerintah merealisasi kenaikan harga rokok menjadi Rp 50 ribu. Fahira juga meminta pemerintah mengatur tata niaga rokok. Menurut dia, tata niaga rokok yang terlalu longgar membuat siapa saja dapat mengakses rokok, termasuk anak sekolah dasar.

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar Kementerian Kesehatan, ucapnya, jumlah perokok pemula (usia 10–14 tahun) naik dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir. “Pada 2001 jumlahnya hanya 5,9 persen, pada 2010 naik menjadi 17,5 persen,” dia memaparkan.

ANDI IBNU | ALI HIDAYAT | VINDRY FLORENTIN | ABDUL AZIS | FRISKI RIANA

Berita lainnya:
Wacana Rokok Rp 50 Ribu, Ini Tanggapan Sampoerna

Klip Video Diduga Hina Islam, Penyanyi Malaysia Ditangkap

Ahok: Kemarin Kambing Dibedakin, Kok Sekarang Adu Domba?

Berita terkait

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

9 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

9 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

10 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

20 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

2 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

2 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

3 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya