Reklamasi Pulau G Terganjal Sejumlah Syarat

Reporter

Editor

Selasa, 13 September 2016 08:21 WIB

Salah satu pulau hasil reklamasi di Teluk Jakarta, Jakarta, 2 Agustus 2016. Rapat terbatas tersebut diharapkan akan melahirkan keputusan formal terkait kelanjutan nasib proyek tersebut. ANTARA/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya belum akan melanjutkan reklamasi Pulau G. Keputusan final ihwal proyek pulau buatan milik PT Muara Wisesa Samudra itu bergantung pada hasil kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tentang pembangunan tanggul laut raksasa. “Kami menunggu rekomendasi mereka,” kata Siti, Senin 12 September 2016.

Menurut Siti, rekomendasi Bappenas sangat penting karena proyek tanggul laut raksasa atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) itu menentukan desain dan jarak pulau reklamasi dari daratan. Kelak, pengembang wajib menyusun izin lingkungan dengan mempertimbangkan tanggul laut. (Baca: Cerita di Balik Penghentian Permanen Reklamasi Pulau G)

Jumat pekan lalu, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan memutuskan bahwa proyek pengurukan Teluk Jakarta, yang sempat dibatalkan oleh menteri pendahulunya, Rizal Ramli, itu bisa diteruskan. Reklamasi dilanjutkan dengan cara menerapkan rekayasa teknis. “Awal pekan ini disiapkan dulu, banyak instansi terlibat,” kata Luhut.

Atas perintah Presiden Joko Widodo, kata Siti, Bappenas bertugas mengkaji ulang dampak NCICD terhadap reklamasi. Ia memperkirakan kajian itu akan rampung pada Oktober mendatang.

Selain menunggu kajian, keputusan Menteri Luhut terganjal syarat teknis. Melalui surat keputusan yang diteken Siti pada 10 Mei lalu, pengembang juga harus merinci data jumlah material pasir uruk dan memperbaiki penerimaan tenaga kerja. Sebelum syarat ini terpenuhi, pengembang dilarang melanjutkan reklamasi.

Siti melanjutkan, mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, surat keputusan tersebut hanya bisa dicabut oleh kementeriannya. “Surat itu masih berlaku,” kata dia.

Dihubungi terpisah, Direktur PT PLN Sofyan Basir mengatakan salah satu bentuk rekayasanya adalah PT Muara Wisesa harus membuat tanggul. Fungsinya, kata dia, untuk menahan air buangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Muara Karang. Ia meminta anak usaha PT Agung Podomoro Land itu mengerjakan tanggul lebih dulu sebelum kembali menguruk pulau. “Masalahnya soal pembuangan air,” kata dia.

Sedangkan ihwal keberadaan pipa gas bawah laut di sekitar Pulau G, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro mengatakan perusahaannya bakal membahas solusi penempatan pipa tersebut bersama Kementerian Koordinator Kemaritiman. “Kami termasuk dalam tim teknis yang dibentuk Kementerian,” kata dia.

Menteri Luhut mengklaim, rekayasa teknis ini telah dikoordinasikan dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Untuk mengkonfirmasi hal ini, Tempo berusaha menghubungi Direktur Pusat Teknologi Lingkungan BPPT Rudi Nugroho melalui telepon seluler, namun belum berbalas.

DEVY ERNIS | INDRI MAULIDAR | FRANSISCO ROSARIANS | LINDA HAIRANI

Berita lainnya:

Kisah Dua Putri Bos Perjalanan Haji yang Diduga Diculik

Saat Ahok-Veronica Jalan-jalan, Ada Getaran dan Mobil Goyang

Egi John Bongkar Skandal Marshanda, Kecewa Diselingkuhi?

Berita terkait

Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle

8 Februari 2024

Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle

Ganjar Pranowo bilang ada purnawirawan jenderal yang menyebut jangan memilih calon tertentu karena latar belakangnya tapi kini berbalik arah mendukung

Baca Selengkapnya

Cerita Luhut Sakit dan Tawaran Pemulihan dari Menlu Singapura

11 Oktober 2023

Cerita Luhut Sakit dan Tawaran Pemulihan dari Menlu Singapura

Cerita Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang sakit hingga mendapat tawaran pemulihan dari Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya

Hari Pelaut Sedunia: Mengenal Pengertian Ekonomi Maritim

27 Juni 2023

Hari Pelaut Sedunia: Mengenal Pengertian Ekonomi Maritim

Ekonomi maritim Indonesia memiliki potensi besar bagi perekonomian nasional. Apakah itu ekonomi maritim?

Baca Selengkapnya

Buka Prodi Metalurgi dan Material, Unhas Gandeng Kemenkomarves

14 April 2023

Buka Prodi Metalurgi dan Material, Unhas Gandeng Kemenkomarves

Unhas menggandeng Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk membuka prodi Metalurgi dan Material.

Baca Selengkapnya

Melatih Tentara Main Musik, Maestro Biola Ini Diberi Pangkat Letkol Tituler

12 Desember 2022

Melatih Tentara Main Musik, Maestro Biola Ini Diberi Pangkat Letkol Tituler

Sebelum Deddy Corbuzier memperoleh pangkat Letkol Tituler, Idris Sardi sudah lebih dulu mendapatkannya

Baca Selengkapnya

Luhut: Jika Ditanya Kapan Hidup Paling Bahagia, Saya Jawab saat Masih Jadi Tentara

8 Oktober 2022

Luhut: Jika Ditanya Kapan Hidup Paling Bahagia, Saya Jawab saat Masih Jadi Tentara

Luhut mengaku titik yang paling membuatnya bungah adalah saat menjadi tentara.

Baca Selengkapnya

Dunia Melihat Indonesia sebagai Negara Super Power Mini, Apa Maksud Luhut

28 September 2022

Dunia Melihat Indonesia sebagai Negara Super Power Mini, Apa Maksud Luhut

Luhut Binsar Panjaitan menceritakan beberapa pakar ekonomi di Amerika Serikat memuji kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Korea-Indonesia MTCRC Jalin Kerja Sama Maritim dengan UNHAS

3 Agustus 2022

Korea-Indonesia MTCRC Jalin Kerja Sama Maritim dengan UNHAS

Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) memperluas kerja sama dengan instansi pendidikan Universitas Hasanuddin (UNHAS).

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa di Central South University Cina, Kuota 50 Orang

27 Mei 2022

LPDP Buka Beasiswa di Central South University Cina, Kuota 50 Orang

LPDP membuka pendaftaran beasiswa untuk program S2 di School of Metallurgy and Environment, Central South University Cina. Cek syarat dan tahapannya.

Baca Selengkapnya

Pantau Kesiapan Kampus, Luhut Harap UIII Lahirkan Banyak Cendekiawan Muslim

21 Januari 2022

Pantau Kesiapan Kampus, Luhut Harap UIII Lahirkan Banyak Cendekiawan Muslim

Luhut Pandjaitan berharap Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) akan menjadi pusat penelitian peradaban Islam.

Baca Selengkapnya