Membongkar Permainan Mafia Tender di DKI Jakarta

Reporter

Editor

Senin, 10 Oktober 2016 14:32 WIB

TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta bergeming sekalipun keputusannya menerapkan sistem lelang konsolidasi menuai gugatan tujuh kontraktor kecil di pengadilan. Kebijakan menggabungkan proyek sejenis dalam sekali lelang ini justru dianggap bisa memberantas praktek mafia tender di Ibu Kota.

Pedagang Tamcit Menuntut


“Biar tidak ada lagi tindak pidana korupsi,” kata Kepala Badan Pengadaan Barang dan Jasa Blesmiyanda, Jumat 7 Oktober 2016. Selama ini, Blesmiyanda meyakini lelang ribuan paket dengan anggaran triliunan rupiah setiap tahunnya menjadi lahan “basah” para mafia tender. Pelbagai modus mereka lakukan, di antaranya saling pinjam perusahaan atau dalam dunia kontraktor dikenal “meminjam bendera” untuk mendapatkan proyek.

Menurut Blesmiyanda, pinjam-meminjam perusahaan ini merepotkan pemerintah ketika proyeknya bermasalah dan rawan korupsi. “Banyak sekali perusahaan seperti itu,” ujarnya.

Blesmiyanda menduga tujuh kontraktor yang menuntut ganti rugi Rp 15 miliar kepada Badan Pengadaan Barang dan Jasa serta beberapa dinas pemilik proyek, termasuk yang tergolong merepotkan itu. Mereka seluruhnya pernah mendapat pekerjaan dari pemerintah, tapi kualitasnya jelek. “Menurut saya, (gugatan) itu upaya mengancam atau menggertak saja,” kata Blesmiyanda.

Selain memberantas mafia, lelang konsolidasi disebutnya membikin pelaksanaan lelang lebih cepat. Hingga awal pekan lalu, nilai proyek yang dilelang sudah sekitar Rp 11,2 triliun dibanding tahun lalu pada tanggal yang sama, hanya Rp 3,5 triliun. “Intinya lebih cepat, progres lelang sudah 88 persen.”

Penerapan lelang konsolidasi, Blesmiyanda menambahkan, juga mengefektifkan jumlah paket pekerjaan. Dari 5.000 paket pekerjaan tahun ini, dengan konsolidasi menjadi tinggal sekitar 700 paket. Dari jumlah tersebut, sekitar 509 paket pekerjaan untuk kontraktor usaha kecil dan menengah.

Hal ini membantah tuduhan para kontraktor yang menggugat bahwa proyek di DKI dimonopoli oleh perusahaan-perusahaan bonafide, seperti PT Wijaya Karya dan Jakarta Konstruksi. “Di mana enggak berpihaknya pemerintah kepada usaha kecil?” kata Blesmiyanda.

Seorang kontraktor mengungkapkan saling pinjam perusahaan lumrah untuk menggarap proyek-proyek di Jakarta. Ia bahkan menyebut banyak pemilik perusahaan non-konstruksi bisa ikut dan menang lelang pekerjaan konstruksi dengan cara meminjam perusahaan konstruksi berikut tenaga ahlinya. “Yang penting punya modal, semua bisa diatur,” ujarnya.

Jika menang, ia melanjutkan, pemilik perusahaan yang dipinjam akan mendapatkan fee sebesar 1,5–2 persen, tergantung nilai pekerjaan. Jika paketnya kecil di bawah Rp 3 miliar, peminjam dapat 2 persen dari nilai pekerjaannya. Sedangkan kalau paket pekerjaannya sekitar Rp 10 miliar, peminjam kebagian 1,5 persen. “Sekarang tentu sudah sulit lagi seperti itu, karena lelang konsolidasi,” katanya.


ERWAN HERMAWAN

Berita lainnya:

Samsung Hentikan Produksi Galaxy Note 7
Minta Dilindungi Jokowi, Gatot Akan Bongkar Jaringan Ini

Video Bos Cium Seluruh Pegawai Wanita Tiap Pagi Bikin Heboh

Berita terkait

Perkiraan Cuaca BMKG: Hujan dan Petir Akan Melanda Jakarta

10 Desember 2018

Perkiraan Cuaca BMKG: Hujan dan Petir Akan Melanda Jakarta

BMKG membuat perkiraan cuaca dimana hujan disertai petir dan angin kencang akan melanda Jakarta.

Baca Selengkapnya

Korban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara

7 Desember 2018

Korban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara

Operator crane ambruk menyewa sebuah rumah untuk ditempati keluarga Husin yang rumahnya rusak tertimpa crane.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Buat Aturan Baru, Tim Pembebasan Lahan Dapat Honor

5 Desember 2018

Anies Baswedan Buat Aturan Baru, Tim Pembebasan Lahan Dapat Honor

Pergub 127 yang diteken Gubernur Anies Baswedan diharapkan mampu mempercepat program pembebasan lahan yang selama ini tersendat.

Baca Selengkapnya

Bos Sarana Jaya Ingin Sulap Tanah Abang Seperti SCBD 8 Tahun Lagi

23 Oktober 2018

Bos Sarana Jaya Ingin Sulap Tanah Abang Seperti SCBD 8 Tahun Lagi

Desain penataan Tanah Abang menjadi seperti kawasan SCBD Jakarta, masih digarap dan ditargetkan selesai tahun ini

Baca Selengkapnya

DKI Bantah Gunungan Sampah Muara Baru Imbas Konflik dengan Bekasi

22 Oktober 2018

DKI Bantah Gunungan Sampah Muara Baru Imbas Konflik dengan Bekasi

Dinas LH menjelaskan tumpukan sampah karena truk di Jakarta Utara sedang perawatan oleh agen tunggal pemegang merek (ATPM).

Baca Selengkapnya

Dinas LH: DKI Tetap Butuh Bantargebang Meski ITF Sunter Dibangun

22 Oktober 2018

Dinas LH: DKI Tetap Butuh Bantargebang Meski ITF Sunter Dibangun

ITF Sunter hanya mengelola 2.200 ton sampah per hari dan 10 % residu harus dibuang ke Bantargebang.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Dukung Rencana DKI Stop Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Koalisi Masyarakat Dukung Rencana DKI Stop Eksploitasi Air Tanah

Penghentian eksploitasi air tanah, kata Koalisi Masyarakat, bisa menekan penurunan permukaan tanah di Ibu Kota.

Baca Selengkapnya

Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

DKI mengusulkan anggaran Rp 1,2 triliun untuk perluasan jaringan pipa air bersih menekan eksploitasi air tanah.

Baca Selengkapnya

Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Wahid Hasyim Bakal Satu Arah

1 Oktober 2018

Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Wahid Hasyim Bakal Satu Arah

Uji coba rekayasa lalu lintas dilakukan pada 8 Oktober hingga 23 Oktober nanti.

Baca Selengkapnya

Siap-siap Musim Hujan, 129 Kelurahan di DKI yang Terancam Banjir

13 September 2018

Siap-siap Musim Hujan, 129 Kelurahan di DKI yang Terancam Banjir

Balai Besar menjelaskan, wilayah yang berpotensi terendam banjir di Jakarta berada di daerah aliran sungai yang belum dinormalisasi.

Baca Selengkapnya