Ahok Tersangka, Polisi: Belum Ada Rencana Demonstrasi Susulan
Reporter
Editor
Rabu, 16 November 2016 15:07 WIB
Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menanggapi pengaduan warga di Rumah Lembang, Jakarta, 16 November 2016. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menetapkan Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai tersangka kasus penistaan agama. Tekait kasus tersebut, di berbagai media sosial ramai tersiar akan ada demonstrasi susulan dari unjuk rasa 4 November. Aksi disebut akan dilakukan pada 25 November mendatang.
Analis Kebijakan Madya Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan hingga kini belum ada kelompok tertentu yang memberitahukan rencana demo susulan tersebut. “Mereka belum menetapkan, masih sebatas rencana,” kata dia di gedung Ruang Rapat Utama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa 15 November 2016.
Rikwanto mengatakan Polri belum menentukan jumlah personel yang akan disiagakan untuk mengantisipasi demo tersebut. “Tak tertutup kemungkinan Polri akan dibantu Tentara Nasional Indonesia.” Rikwanto berharap demonstran tak bertindak rusuh. Menurut dia, masyarakat harus menghormati dan menghargai apa pun keputusan Polri dalam penyelidikan kasus Ahok.
Pemimpin Front Pembela Islam(FPI), Rizieq Shihab, belum memastikan akan mengikuti demo susulan atau tidak. “Nanti kami lihat." Pernyataan senada diutarakan Ketua Umum Pemuda MuhammadiyahDahniel Anzar Simanjuntak dan Ketua Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Mulyadi P. Tamsir.
Di Ponorogo, Jawa Timur, persiapan “Aksi Bela Islam” jilid III justru telah dimulai. Sejumlah orang yang tergabung dalam Forum Komunikasi Umat Islam Bersatu (FKUIB) Kabupaten Ponorogo berencana ke Ibu Kota mengikuti demo susulan itu. Pendaftaran peserta demo telah dibuka di halaman sebuah rumah di Jalan Semeru, Kelurahan Nologaten, Kabupaten Ponorogo, sejak Senin lalu. "Jumlah pastinya (yang berangkat) masih direkap," kata Suwardi, salah seorang donatur FKUIB.
Kepala Kepolisian Resor Ponorogo, Ajun Komisaris Besar Harun Yuni Aprin, menyarankan warga Ponorogo menggelar demonstrasi di wilayah setempat. "Kami berharap tidak berangkat ke Jakarta," kata dia. Menurut Harun, keberangkatan warga Ponorogo ke Jakarta untuk mengikuti demonstrasi justru berisiko. "Ada kerawanan tersesat karena Jakarta bukan daerah kita."