Proyek e-KTP Macet, Pelayanan di Kelurahan/Kecamatan Mandeg

Reporter

Editor

Jumat, 3 Maret 2017 07:15 WIB

Tempo/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Macetnya proyek kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) mengakibatkan pelayanan kartu tersebut di banyak kelurahan dan kecamatan kacau. Masalah blangko kartu yang kosong hingga alat perekam yang rusak ditemukan di sejumlah daerah. Warga pun cemas tak bisa memiliki kartu identitas diri yang berlaku seumur hidup itu.

Di Kota Depok, Jawa Barat, warga mempersoalkan ketiadaan formulir. Rohana Eka Silalahi, yang baru pindah dari Sumatera Utara ke Kemiri Muka, Kota Depok, misalnya, tak mendapat blangko kartu lantaran tak tersedia. Alat perekam data di kelurahan itu pun tak bisa digunakan. “Saya akan datang lagi,” kata Eka, Kamis 2 Maret 2017. “Ini merepotkan.”

Operator e-KTP Kemiri Muka, Cahyo Adi Sumirat, menguatkan cerita Eka. Ia mengatakan, Eka hanya satu dari banyak orang yang mengeluhkan tak beresnya pelayanan KTP elektronik. Warga di kelurahan itu banyak yang bolak-balik mempertanyakan nasib e-KTP mereka setelah menjalani perekaman data beberapa bulan sebelumnya. “Mereka kecewa, mukanya cemberut,” kata Cahyo.


Baca: Kisruh Korupsi E-KTP, Keamanan Data Publik Terancam

Noor Muchyadi, Lurah Gunung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, juga harus menghadapi keluhan warganya, terutama menjelang pemilihan kepala daerah serentak pada 15 Februari lalu. Petugas kelurahan sampai harus menunjukkan surat pemberitahuan resmi Kementerian Dalam Negeri tentang blangko yang habis agar penduduk percaya. Secarik surat keterangan pengganti sementara KTP elektronik tak juga membuat penduduk puas menerima. Menurut Noor, baru 70-80 persen dari 8.355 penduduk dewasa yang sudah merekam data pembuatan e-KTP. “Surat keterangan dalam bentuk lembaran tak praktis dan mudah rusak,” katanya.

Di Solo, Jawa Tengah, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, Suwarto, menyatakan petugas akan terus merekam data penduduk meski tanpa blangko. Setiap hari, sekitar 60 orang datang ke kantor itu untuk perekaman data.


Baca juga:
Sistem E-KTP Disebut Terancam Lumpuh, Ini Tanggapan Kemdagri
Proyek E-KTP Terancam Mangkrak

Kisruh KTP elektronik mencuat setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan dugaan korupsi pada proyek senilai Rp 5,9 triliun tersebut. Keamanan data pribadi penduduk belakangan juga dipersoalkan setelah perusahaan pembuat sistem manajemen perekaman dan penyimpanan data biometrik KTP elektronik, PT Biomorf Lone Indonesia, menolak bekerja mendukung kelancaran layanan perekaman data biometrik. Pemerintah juga menghadapi masalah lain: lelang blangko KTP elektronik yang belum kunjung digelar.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyatakan pemerintah sebenarnya pernah menggelar tender pengadaan 25,9 juta blangko e-KTP pada periode November-Desember 2016. Tapi tender itu dihentikan. “Karena lima perusahaan nasional yang ikut tak memenuhi persyaratan teknis,” kata Tjahjo. Tender dibuka lagi pada 16 Februari, tapi kembali gagal. Tender ketiga dibuka esoknya, 17 Februari 2017, dan lagi-lagi kandas. Peserta tender tak memenuhi kualifikasi teknis sertifikasi cip.

Ketua Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Agus Prabowo, menyatakan persoalan blangko habis hanya satu dari masalah besar proyek KTP elektronik. "Blangko bisa diisi data. Tapi, jika sistem dan jaringannya dipegang perusahaan swasta, itu tak ada gunanya," kata dia.

IMAM HAMDI | AHMAD RAFIQ | EGI ADYATAMA | FRANSISCO


Berita terkait

Mabes Polri Diduga Impor Belasan Alat Sadap, Pengamat Sebut Pengadaannya Harus Transparan

4 menit lalu

Mabes Polri Diduga Impor Belasan Alat Sadap, Pengamat Sebut Pengadaannya Harus Transparan

Pengamat kepolian mengatakan alat sadap tidak termasuk teknologi alutsista sehingga pengadaanya harus transparan dan terbuka ke publik.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

11 menit lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Champions: Borussia Dortmund Lolos ke Babak Final, Singkirkan PSG dengan Agregat 2-0

26 menit lalu

Hasil Liga Champions: Borussia Dortmund Lolos ke Babak Final, Singkirkan PSG dengan Agregat 2-0

Borussia Dortmund lolos ke final Liga Champions 2023/2024. Mereka menang 1-0 di markas PSG, Rabu dinihari, 8 Mei 2024, dan melaju dengan agregat 2-0.

Baca Selengkapnya

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

1 jam lalu

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

KPK memeriksa Dirut PT Taspen Antonius Kosasih dalam kasus dugaan investasi fiktif. Ada beberapa tersangka lain dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

1 jam lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

3 jam lalu

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

Tanah longsor terjadi di Padang Sumatera Barat akibat hujan deras mengguyur kota itu sejak Selasa siang. Akses jalan menuju Solok terputus.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

4 jam lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

4 jam lalu

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

Efek akut marah-marah pada kerja pembunuh darah, yang mungkin menambah peluang serangan jantung dan stroke.

Baca Selengkapnya

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

5 jam lalu

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

KPK akhirnya menahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor setelah dua kali mangkir dari pemeriksaan. Tidak dilakukan jemput paksa.

Baca Selengkapnya

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

5 jam lalu

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

Pidato pendek yang dibacakan Lee Do Hyun langsung mendapat respons dari banyak pihak yang dinilai menunjukkan bucin ugal-ugalan ke Lim Ji Yeon.

Baca Selengkapnya