Pola Serangan ke Polisi di Masjid Falatehan Mirip Teror Medan

Reporter

Editor

Sabtu, 1 Juli 2017 08:42 WIB

Lokasi penusukan dua anggota Brimob oleh seorang pria tak dikenal di Masjid Falatehan, Jakarta, 30 Juni 2017. Div Humas Polri

TEMPO.CO, Jakarta - Teror dengan sasaran anggota kepolisian kembali terjadi. Pada Jumat malam, 30 Juni 2017, sekitar pukul 19.30, seseorang menyerang dua personel Brigade Mobil, Ajun Komisaris Dede Suhatmi dan Brigadir Satu Syaiful Bakhtiar, dengan menggunakan sangkur di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan.

Dede dan Syaiful langsung dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina untuk mendapat perawatan atas luka di bagian leher, telinga, dan wajah. Belakangan, keduanya dipindahkan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Sedangkan pelaku—dari kartu identitas diduga warga Bekasi bernama Mulyadi, 28 tahun—tewas ditembak anggota Brimob lainnya setelah berupaya kabur ke arah Terminal Blok M.

Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan mengatakan timnya bersama Detasemen Khusus 88 Antiteror masih menyelidiki identitas pelaku. Dari olah tempat kejadian perkara, polisi menemukan telepon seluler, sejumlah kartu, dan tas berisi sebilah pisau lain yang serupa dengan sangkur yang dipakai untuk menganiaya Dede dan Syaiful. “Tim sedang bekerja,” kata Iriawan kepada Tempo setelah menjenguk dua korban di Rumah Sakit Pertamina.

Iriawan memastikan polisi akan berupaya mengidentifikasi keterkaitan pelaku teror dengan kelompok radikal, termasuk kemungkinan adanya hubungan dengan sel Jamaah Ansharud Daulah (JAD) Bekasi pimpinan Nur Solihin, yang dibekuk Desember lalu.

Juru bicara Mabes Polri, Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, menilai pola serangan di Masjid Falatehan mirip dengan teror di Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara pada Minggu, 25 Juni 2017. “Tapi belum tahu terkait atau tidak. Kita lihat perkembangannya nanti,” kata dia.

Teror terjadi sesaat setelah jemaah Masjid Falatehan, Jakarta Selatan, menyelesaikan salat isya. Pelaku, yang menurut keterangan sejumlah saksi berada di barisan saf belakang, langsung menghampiri Dede dan Syaiful. Sambil meneriakkan kata “kafir” dan “thogut” (berhala), dia langsung menebaskan pisau dan menusuk dua anggota Brimob tersebut.

Ini adalah serangan tanpa bom kedua yang membidik polisi dalam sepekan terakhir. Pada Minggu, 25 Juni 2017, sekitar pukul 03.00, dua teroris menyusup masuk ke pos pintu keluar Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara dan menikam hingga tewas Ajun Inspektur Satu Martua Sigalingging. Syawaluddin Pakpahan, 43 tahun, salah seorang pelaku yang disebut sebagai pemimpin JAD Sumatera Utara, ditangkap. Sedangkan rekannya, Ardial Ramadhana, tewas ditembak.

Pasca-serangan di Medan, Jenderal Tito telah mewanti-wanti seluruh personelnya agar waspada terhadap teror yang membidik anggota kepolisian. Dalam beberapa kesempatan, Tito mengingatkan teroris menganggap kepolisian adalah kafir. “Jadi, harus diprioritaskan (sebagai sasaran teror),” kata Tito. Beberapa hari terakhir, sejumlah kepala kepolisian daerah pun telah menyatakan siaga.

MITRA TARIGAN | HUSSEIN ABRI | INGE KLARA SAFITRI | ANGELINA ANJAR | AGOENG

Berita lainnya:
Polri Beberkan Peran 4 Terduga Pelaku Teror di Polda Sumut
Teror di Mabes Polri, Pelaku Sempat Berteriak Thogut dan Kafir

Saksi Teror di Mabes Polri: Awalnya Suara Gaduh Dikira Ada Maling

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

3 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

4 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

16 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

1 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

1 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

2 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

2 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya