Menteri Keuangan dan petugas BNN menunjukkan barang bukti sabu sebanyak 256 kg dalam penggerebekan narkoba di sebuah rumah di Jalan Muara Karang Cantik, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, 27 Juli 2017. TEMPO/Maria Fransisca(magang)
TEMPO.CO, Jakarta - Tim gabungan dari Badan Narkotika Nasional (BNN), Badan Reserse dan Kriminal Polri, serta Bea dan Cukai menyita sekitar 300 kilogram sabu dari sebuah gudang di Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu malam, 26 Juli 2917. Penggerebekan ini diwarnai penembakan oleh aparat. Seorang warga Taiwan bernama Khe Huan Hong tewas di lokasi kejadian.
“Ini dimulai dari penangkapan di kawasan gudang Bimoli. Di sana diamankan satu truk dan tiga pelaku,” kata Deputi Pemberantasan BNN, Arman Depari. Warga Taiwan yang tewas ditembak berada di antara tiga orang tersebut. Dua lainnya adalah warga Indonesia. Dari keterangan dua yang ditahan itu, tim bergerak ke sebuah rumah di Jalan Pluit Karang Cantik, Penjaringan.
“Yang WNA asal Taiwan tewas tertembak petugas karena melawan saat hendak ditangkap,” kata Arman. Tim mendapati ketiga orang itu setelah mengikuti sebuah truk boks pengangkut mesin pemoles sepatu. Sabu dikemas dalam mesin-mesin itu.
Penyergapan tersangka bandar narkotik asal Taiwan ini adalah yang kedua kalinya setelah tim dari Polda Metro Jaya melakukannya di sebuah dermaga eks hotel di Pantai Anyer, Banten, tepat dua pekan lalu. Total sebanyak delapan orang warga Taiwan ditangkap dan seorang lainnya tewas ditembak bersama penyitaan satu ton sabu senilai Rp 1,5 triliun pada saat itu.
Sepekan lalu Kapolri Jenderal Tito Karnavian memerintahkan jajarannya untuk tegas terhadap komplotan penyelundup narkoba asing yang mencoba masuk ke Indonesia. Dia merestui tindakan tembak di tempat. "Jujur saja, kalau kita tembak, kabur semua mereka," ujarnya. Saat penggerebekan sabu 300 kilogram itulah tampaknya aparat terngah melaksanakan perintah itu.