Mengapa Polisi Belum Sebar Sketsa Wajah Penyerang Novel Baswedan?  

Reporter

Editor

Senin, 31 Juli 2017 09:02 WIB

Sketsa terduga penyerang Novel Baswedan. Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian belum mengumumkan tiga sketsa wajah pelaku penyerangan Novel Baswedan yang mereka buat. Alasannya, menurut juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Raden Argo Yuwono, penyidik perlu tambahan keterangan dari “seorang saksi yang berada di luar negeri”. “Setelah konfirmasi dari saksi itu akan segera diselesaikan tim teknologi,” kata dia. Baca: Video Penyerangan Novel, Eksklusif di Tempo.co Senin Pukul 08.00

Polisi baru membuat sketsa pelaku dengan mewawancarai saksi-saksi, dua bulan setelah penyerangan Novel pada 11 April lalu selepas subuh. Sebagai perbandingan, polisi membuat sketsa pelaku pembacok pakar teknologi informasi Hermansyah hanya sehari setelah kejadian. Argo menyatakan hal itu disebabkan oleh “keterbatasan informasi detail dari para saksi”.

Argo tidak mengiyakan apakah “saksi di luar negeri” itu Novel, yang kini masih menjalani perawatan di Singapura. Sejak awal, Novel mengatakan tak melihat wajah penyerangnya. Serangan brutal dengan air keras itu berlangsung cepat dan dari arah belakang. “Saya mendengar ada suara sepeda motor mendekat, tapi tak sempat melihat apa-apa,” kata penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi itu.

Menurut Argo, tim penyidik telah memeriksa tiga saksi yang melihat pelaku di lokasi yang berbeda. Saksi pertama melihat seorang pria mencurigakan mengenakan jaket duduk di atas sepeda motor dekat rumah Novel. Saksi kedua melihat pria tak dikenal yang masuk ke tempat pengambilan wudu di masjid tempat biasa Novel menjalankan salat berjemaah. Kedua peristiwa itu terjadi beberapa hari sebelum penyerangan terhadap Novel Baswedan. Sedangkan saksi ketiga melihat seorang pria mencurigakan tengah berada di jembatan dekat masjid, beberapa menit sebelum penyerangan.

Sejumlah sumber informasi mengatakan polisi menggunakan dua metode untuk membuat sketsa. Pertama, memakai jasa penggambar berkemampuan supranatural. Penggambar itu menyalami saksi, lalu menorehkan pensilnya di atas kertas. Cara kedua adalah menggunakan teknologi informasi. Para saksi diminta memilih ciri-ciri setiap anatomi wajah yang tersimpan dalam data kepolisian. “Sketsa pertama cukup mirip. Yang kedua justru jauh,” ujar seorang saksi. Baca juga: 105 Hari Pelaku Tak Terungkap, Novel Baswedan: Kami Tidak Gentar

Untuk membuat gambar pembanding dari sketsa polisi yang belum dipublikasikan itu, pekan lalu Tempo mewawancarai sejumlah saksi mata. Ilustrator Tempo mengikuti proses wawancara, lalu memvisualkan ciri-ciri yang mereka sebutkan. Seorang saksi mengingat ciri-ciri pria yang menunggu di luar masjid beberapa saat sebelum penyerangan. “Hidungnya mirip Akbar Tandjung,” kata dia menyebut mantan Ketua Umum Partai Golkar itu.

Sketsa wajah yang selesai digambar dimintakan konfirmasi kepada saksi. Mereka lalu mengamati, mengoreksi beberapa bagian, dan menambahkan beberapa hal yang dia ingat. Wajah yang ada di halaman muka koran ini sudah mendapat konfirmasi dari mereka.

Para saksi juga menyebutkan ciri-ciri lain, seperti tinggi badan dan bentuk tubuh serta pakaian yang dikenakan. “Saya melihat badannya gempal,” kata seorang saksi, yang untuk alasan keamanan tidak disebutkan identitasnya. “Waktu itu ia duduk, seperti mengamati telepon selulernya,” ia menambahkan.

Sketsa wajah pelaku itu diperlukan karena kamera keamanan di depan rumah Novel tidak jelas merekam mereka. Dalam video yang mulai pagi ini bisa diakses di Tempo.co, hanya terlihat dua orang berboncengan terlihat mendekati Novel, sepeda motornya sedikit oleng, lalu melarikan diri. Mereka seperti sengaja memilih tempat yang tidak diterangi lampu jalan ketika menyiramkan air keras ke wajah Novel.

Presiden Joko Widodo menyatakan Senin ini akan bertemu dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan menanyakan langsung perkembangan kasus penyerangan Novel Baswedan. “Besok Kapolri mau menghadap,” kata Jokowi. Artikel terkait: 9 Catatan Kasus Novel Baswedan, Penyidikan Polisi Jalan di Tempat

TIM TEMPO

Berita terkait

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

9 hari lalu

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

11 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

12 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

24 hari lalu

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

54 hari lalu

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

Novel Baswedan mendukung hak angket karena tak ingin kecurangan dan praktik koruptif dalam pemilu dianggap lumrah atau dimaklumi.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

54 hari lalu

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

Eks penyidik KPK Novel Baswedan perlu kepemimpinan KPK yang berintegritas dan komitmen tinggi serta berkompeten untuk memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

55 hari lalu

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

Abraham Samad Ketua KPK 2011-2015 termasuk dari 50 tokoh yang menandatangani surat untuk ketua umum parpol agar gulirkan hak angket. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

55 hari lalu

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

Partai politik memiliki peran penting untuk merealisasikan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

56 hari lalu

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

Eks penyidik KPK Novel Baswedan, satu dari 50 tokoh yang mengirimkan surat kepada partai politik untuk mendesak digulirkannya hak angket Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

57 hari lalu

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

Eks Penyidik KPK Novel Baswedan, mengatakan banyaknya korupsi di KPK menggambarkan adanya upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah.

Baca Selengkapnya