Kasus Novel Baswedan, Langkah Kapolri setelah Bertemu Jokowi

Reporter

Editor

Selasa, 1 Agustus 2017 06:48 WIB

Presiden Jokowi (kanan) dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mempublikasikan sketsa wajah satu dari dua orang yang dicurigai sebagai pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan. Seorang pria yang digambarkan berwajah bulat, berkulit hitam, dan berambut ikal tersebut diduga pengendara sepeda motor yang memboncengkan pelaku lain sebagai penyiram air keras ke wajah penyidik utama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.


“Ini statusnya (hasil sketsa) baik. Artinya mendekati wajah yang dilihat saksi,” kata Tito di Istana Kepresidenan, kemarin. Adapun sketsa penyiram air keras, kata Tito, hingga kini masih disempurnakan dan belum dapat dipublikasikan.

Baca: Kapolri: Polri Siapkan Pemeriksaan untuk Novel Baswedan

Kemarin, Tito bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk memaparkan perkembangan penyelidikan kepolisian dalam kasus ini. Menurut Tito, timnya baru dua hari lalu menyempurnakan sketsa wajah orang yang diduga sebagai pelaku dari tiga sketsa sebelumnya. “Ini kami lakukan berulang-ulang, mulai dari sketsa tangan sampai menggunakan teknologi yang mutakhir,” kata Tito. “Kemudian kami rekonstruksikan menggunakan sistem komputer, sehingga terakhir kami dapatkan yang ini."


Hingga hari ke-112 sejak teror terhadap Novel terjadi pada 11 April lalu, kepolisian belum juga mampu mengungkap kasus ini. Alih-alih dalang penyerangan, polisi bahkan belum dapat mengungkap dua orang tak dikenal yang menyiramkan air keras ke wajah Novel.


Sejauh ini, kepolisian telah meminta keterangan 56 saksi, memeriksa 50 jenis rekaman kamera pengawas, dan menelusuri lebih dari 100 toko kimia penjual air keras.

Baca: Ada Tiga Sketsa Wajah Penyerang Novel Baswedan


Polisi juga melepaskan lima orang yang semula dicurigai sebagai pelaku dengan dalih punya alibi kuat—tiga di antaranya adalah pemuda asal Tulehu, Maluku Tengah, yakni Muhammad Lestaluhu, Muhklis Ohorella, dan Muhammad Hasan Hunusalela. Ketiganya disorot lantaran terekam dalam foto hasil jepretan tetangga Novel yang mencurigai gerak-gerik mereka di sekitar rumah Novel beberapa hari sebelum penyerangan.


Advertising
Advertising

Menurut Tito, ciri-ciri orang dalam sketsa buatan kepolisian tak mengarah kepada ketiga orang tersebut. “Badan Lestaluhu pendek, 157 cm. Pelaku ini 167-170 cm,” kata Tito. Meski mengakui timnya terhambat dalam mengungkap kasus ini, Tito menyatakan investigasi akan dilanjutkan bekerja sama dengan KPK.


Juru bicara KPK, Febri Diansyah, mengatakan lembaganya berharap kepolisian cepat menuntaskan penyelidikan teror terhadap Novel setelah mengantongi sketsa wajah pelaku. Dia khawatir para pelaku bisa kembali menyerang pegawai KPK lainnya, atau bahkan berbagai pegiat antikorupsi. “Kalau pelaku dan aktor intelektualnya dibiarkan, risiko tidak hanya pada Novel,” ujarnya.


Istri Novel Baswedan, Rina Emilda, juga menginginkan pelaku penyiraman air keras terhadap suaminya cepat ditemukan. Menurut Rina, akan lebih baik bila pemerintah membentuk tim pencari fakta gabungan untuk menuntaskan kasus ini.


TIM TEMPO

Berita terkait

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

1 menit lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

14 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

18 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

22 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

1 hari lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya