DPR Berkukuh Minta Gedung Baru Senilai Rp 324 M

Reporter

Editor

Selasa, 22 Agustus 2017 06:15 WIB

Gedung MPR-DPR di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat akan tetap mengusulkan rencana pembangunan gedung baru dan “alun-alun demokrasi” di Senayan senilai Rp 604 miliar dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyebutkan, proyek itu akan dibahas dalam rapat kerja Komisi Bidang Pembangunan bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Selanjutnya, proyek diusulkan ke Badan Anggaran.

“Penolakan pemerintah harus disampaikan lewat forum resmi di Badan Anggaran DPR,” kata Fahri, Senin, 21 Agustus 2017. “Kami yakin masih ada waktu untuk membahas bersama pemerintah kenapa gedung ini penting.”

Baca juga: Anggaran Gedung Baru, BURT: Masa Pemerintah Mau DPR-nya Keleleran

Rencana pembangunan gedung dan alun-alun itu pada 2018 terungkap dalam dokumen Badan Urusan Rumah Tangga. Proyek gedung akan menelan biaya Rp 324 miliar. Adapun untuk membangun alun-alun demokrasi, Dewan meminta Rp 280 miliar.

Semula, kedua program itu menjadi satu dengan delapan poin rencana kegiatan Sekretariat Jenderal DPR yang belum terakomodasi dalam pagu indikatif buatan pemerintah versi 9 Mei 2017. Saat itu, Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional memberi kisaran anggaran DPR tahun depan hanya Rp 4,35 triliun—jauh lebih rendah dibanding usul awal Senayan sebesar Rp 7,24 triliun.

Pada akhir Juli lalu, pemerintah mengubah pagu indikatif untuk Dewan menjadi Rp 5,72 triliun. Hingga kini belum diperoleh detail peruntukan tambahan pagu indikatif tersebut. Pemerintah dan DPR akan kembali duduk membahas RAPBN 2018, yang ditargetkan disahkan pada Oktober mendatang.

Simak pula: Fahri Hamzah Ungkap 3 Alasan DPR Butuh Gedung Baru

Menurut Ketua Badan Urusan Rumah Tangga DPR Anton Sihombing, timnya akan membahas program pembangunan gedung baru dan alun-alun meski sebelumnya tak terakomodasi dalam pagu indikatif pemerintah. “Setelah itu akan dibawa ke Badan Anggaran untuk meminta persetujuan pemerintah,” kata Anton. Jumat lalu, politikus Partai Golkar ini mendatangi gedung Mahkamah Konstitusi dan Badan Pemeriksa Keuangan untuk membandingkan ruang kerja dan fasilitas di kedua lembaga tersebut dengan yang dimiliki DPR.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani, sebelumnya membenarkan bahwa pagu indikatif untuk DPR sebesar Rp 5,7 triliun. Meski demikian, kata dia, pemerintah membuka ruang diskusi untuk membahas kemungkinan menambah anggaran DPR. “Nanti semua didiskusikan. Kalau memang ada ruang, ada space, mungkin diakomodasi di pembahasan. Tapi kalau tidak ada ruang, ya adanya segitu.”

Direktur Eksekutif Pusat Kajian Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Andalas, Feri Amsari, mengkritik sikap DPR yang hendak memaksakan pembangunan gedung baru. Pembangunan gedung itu dinilai tak memenuhi keadilan dan kepatutan lantaran saat ini DPR tak mampu memperbaiki kinerja serta kepercayaan publik. “Pemerintah harus menolak keinginan DPR,” ujarnya.

INDRI MAULIDAR | HUSSEIN ABRI DONGORAN | AHMAD FAIZ | DESTRIANITA

Berita terkait

Sederet Respons Komisi Pertahanan DPR Soal Rencana Bahas Revisi UU TNI

45 menit lalu

Sederet Respons Komisi Pertahanan DPR Soal Rencana Bahas Revisi UU TNI

Santer terdengar kabar DPR akan menggodok kembali revisi UU TNI, namun Komisi I menekankan bahwa pihaknya belum ada pembahasan.

Baca Selengkapnya

Revisi UU Polri, Imparsial Kritik Poin Perpanjangan Usia Pensiun Polisi

9 jam lalu

Revisi UU Polri, Imparsial Kritik Poin Perpanjangan Usia Pensiun Polisi

Peneliti Imparsial mengkritik wacana revisi UU Polri terkait usia pensiun.

Baca Selengkapnya

DPR Dikabarkan Akan Godok Lagi Revisi UU TNI, Imparsial Khawatir Dwifungsi ABRI Kembali

9 jam lalu

DPR Dikabarkan Akan Godok Lagi Revisi UU TNI, Imparsial Khawatir Dwifungsi ABRI Kembali

Rencana revisi UU TNI menuai kritik karena dianggap dapat mengembalikan dwifungsi ABRI seperti pada era Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Panja Komisi X DPR Gelar Rapat soal UKT Mahal Mulai Besok

18 jam lalu

Panja Komisi X DPR Gelar Rapat soal UKT Mahal Mulai Besok

Panja Komisi X DPR akan memulai sidang untuk mencari tahu penyebab UKT mahal mulai Senin besok.

Baca Selengkapnya

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

1 hari lalu

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

Wacana perpanjangan usia pensiun polisi dinilai tidak sesuai dengan tujuan revisi undang-undang Kepolisian.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

1 hari lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

1 hari lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

1 hari lalu

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

DPR akan merevisi UU Polri. Salah satu perubahannya adalah polisi bisa mendapatkan perlindungan jaminan sosial.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

1 hari lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Dua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman

1 hari lalu

Dua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman

Ketua MKMK menyebut dua pasal di revisi UU MK ini mengancam kemerdekaan kekuasaan kehakiman. Pasal mana saja itu?

Baca Selengkapnya