Banglades Kewalahan, Pengungsi Rohingya Ditempatkan di Pulau Terpencil

Reporter

Editor

Kamis, 7 September 2017 13:30 WIB

Pengungsi Rohingya melakukan perjalanan dengan kapal saat orang lain berjalan menyusuri jalan berlumpur setelah melintasi perbatasan Bangladesh-Myanmar, di Teknaf, Bangladesh, 6 September 2017. REUTERS/Siddiqui Denmark

TEMPO.CO, Dhaka - Bangladesh berencana menempatkan pengungsi warga muslim Rohingya yang terdampar di perbatasan negaranya ke sebuah pulau terpencil di Teluk Benggala. Alasannya, Dhaka sudah tak mungkin bisa menampung mereka karena jumlah imigran Rohingya di kamp di Cox's Bazar, perbatasan Bangladesh-Myanmar, sudah mencapai 400 ribu.

Baca Juga: Menlu Retno Marsudi: Pengungsi Rohingya Butuh Tenda

“Kami sudah meminta badan-badan internasional membantu kami memindahkan sementara warga Rohingya ke suatu tempat agar mereka bisa hidup, yakni di pulau bernama Thengar Char,” ujar H.T. Imam, penasihat politik Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, seperti dilansir Reuters, Rabu. 6 September 2017.

Aksi kekerasan terus meningkat di Negara Bagian Rakhine, Myanmar barat, sejak akhir Agustus 2017 setelah milisi menyerang sekitar 30 pos polisi dan menewaskan 12 aparat. Serangan itu dilakukan Arakan Rohingya Salvation Army, yang menyatakan memperjuangkan hak-hak warga Rohingya. Dalam aksi pemberantasan milisi tersebut, tentara Myanmar mengklaim telah menewaskan hampir 400 orang. Sejak saat itu, pengungsi warga Rohingya terus mengalir ke perbatasan Bangladesh.

Upaya penyelesaian konflik di Myanmar terus dilakukan. Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, setelah menemui para petinggi Myanmar, terbang ke Bangladesh untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Abdul Hassan Mahmood Ali dan Perdana Menteri Sheikh Hasina.

Dalam pertemuan itu, masalah pengungsi disebut menjadi beban bagi Bangladesh. Hanya dalam 10 hari, jumlah pengungsi Rohingya mencapai 123 ribu orang. Mereka kabur dari Myanmar karena kekerasan militer terhadap warga Rohingya kembali meningkat di kampung halaman mereka di Rakhine.

Bangladesh pun mempertimbangkan kembali rencana membangun Thengar Char yang pernah digaungkan pada 2015, ketika gelombang kekerasan pertama kali melanda Rohingya. Pulau Thengar Char muncul ke permukaan air di lepas pantai Bangladesh sekitar 11 tahun lalu. Pulau ini biasanya terendam air pada Juni hingga September. Namun, saat air tenang, pulau ini kerap digunakan para pembajak untuk menyandera orang guna mendapat tebusan.

Saat ini, tak ada satu pun bangunan maupun akses jalan di Thengar Char. Ketika Reuters berkunjung ke pulau ini pada Februari 2017, hanya terlihat beberapa saung di sepanjang pesisir. “Kami menunggu Thengar Char dikembangkan. Setelah hal itu selesai, kami akan menggeser mereka (para pengungsi),” kata Imam.

Rencana membangun pulau itu sempat dikritik sejumlah pekerja kemanusiaan pada 2015. Menurut mereka, pulau tersebut tidak layak huni. Bahkan rencana itu ditentang pejabat Kementerian Dalam Negeri Bangladesh. Seorang pembantu lain Perdana Menteri Hasina, yang menolak disebutkan namanya, menyatakan Bangladesh berhak memutuskan penempatan dan melindungi pengungsi yang terus bertambah.“Masih banyak tempat tinggal lain seperti orang-orang Bangladesh. Ini negara kami, dan kami putuskan sendiri," ucap dia.

Leonard Doyle, juru bicara Organisasi Migrasi Internasional, mengatakan gagasan memindahkan pengungsi Rohingya ke pulau itu telah dibicarakan bertahun-tahun. Namun dia belum mendengar kabar terbaru beberapa hari ini.

REUTERS | GULTIMES.COM | SUKMA LOPPIES

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

29 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

39 hari lalu

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

Komnas HAM apresiasi kesimpulan dan rekomendasi Komite HAM PBB. Meminta pemerintah implementasi kebijakan dan pelaksanaan di pusat serta daerah

Baca Selengkapnya

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

54 hari lalu

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

TPN Ganjar-Mahfud menilai sosoran PBB soal cawe-cawe Jokowi, telah membuat citra bekas Wali Kota Solo itu menjadi buruk di mata dunia.

Baca Selengkapnya

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

13 Februari 2024

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

Hiu bambu dan tiga satwa liar yang hidup di Indonesia masuk dalam laporan PBB. Ribuan spesies yang bermigrasi dalam situasi mengkhawatirkan.

Baca Selengkapnya

Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

9 Februari 2024

Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengajak negara pesisir Samudera Hindia untuk menggenjot sistem mitigasi tsunami, mencakup kesiagaan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?

21 September 2023

Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?

Presiden Jokowi berulangkali tidak hadir secara langsung dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Di PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh

20 September 2023

Di PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh

Pembelajaran sepanjang hayat dan meningkatkan keterampilan menjadi kunci mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDG.

Baca Selengkapnya

Dua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB

26 April 2023

Dua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB

Dua kader Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mewakili Indonesia di forum diskusi internasional ECOSOC Youth Forum PBBB

Baca Selengkapnya

Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja di Kantor PBB

5 April 2023

Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja di Kantor PBB

Larangan Taliban mendorong PBB meminta semua staf - pria dan wanita - untuk tidak masuk kerja selama 48 jam.

Baca Selengkapnya

UGM Tembus 10 Besar Dunia Versi THE University Impact Rankings 2022

29 April 2022

UGM Tembus 10 Besar Dunia Versi THE University Impact Rankings 2022

Pada tahun ini Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menembus posisi 10 besar dunia untuk SDG 1, yaitu No Poverty atau Tanpa Kemiskinan.

Baca Selengkapnya