Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Meliput dan Menjalani Neraka di Gaza, Nasib Jurnalis Palestina di Ujung Tanduk

Reporter

image-gnews
Wael Al-Dahdou, Hind Khoudary, dan Motaz Azaiza. Istimewa
Wael Al-Dahdou, Hind Khoudary, dan Motaz Azaiza. Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selama berminggu-minggu, akun Instagram Motaz Azaiza secara eksklusif menjadi saksi kengerian yang terjadi di Gaza. Sejak 7 Oktober, jurnalis Palestina berusia 24 tahun ini mendedikasikan hari-harinya untuk mengabadikan adegan kematian, kehancuran, dan penderitaan warga akibat serangan brutal Israel di daerah kantong yang terkepung itu.

Namun ketika seranganmiliter Israel yang diklaim untuk membasmi Hamas dari Jalur Gaza memasuki bulan ketiga, dan ketika invasi darat Israel semakin meluas ke wilayah selatan dimana jutaan warga sipil saat ini berlindung, Azaiza telah memperingatkan bahwa ia mungkin tidak dapat melanjutkan pekerjaannya dalam jangka waktu yang lama.

“Fase mempertaruhkan hidup Anda untuk menunjukkan apa yang terjadi kini telah berakhir,” katanya kepada para pengikutnya dalam sebuah pernyataan pada akhir pekan, “dan fase mencoba bertahan hidup telah dimulai.”

Hanya dalam 10 pekan, rambut pemuda itu bahkan sudah mulai memutih.

Nasib jurnalis seperti Azaiza penting—tidak hanya bagi warga Palestina di Gaza, yang sebagian besar dari mereka bergantung pada pers lokal untuk melaporkan apa yang terjadi di dunia yang semakin sulit dijangkau. Namun juga bagi pers internasional yang lebih luas, yang tidak punya akses untuk melaporkan sendiri secara independen apa yang terjadi di lapangan di Gaza.

Bagi keduanya, mereka telah menjadi sumber informasi langsung yang penting di tengah perang terburuk yang pernah menimpa Jalur Gaza. Langsung dan tanpa filter, liputan mereka memberikan gambaran langka tentang kehidupan di Gaza—19.000 lebih warga Palestina tewas dengan mayoritas anak-anak dan perempuan hingga Selasa 19 Desember 2023, 100.000 bangunan hancur, dan 1,9 juta orang mengungsi.

Tak satu pun dari jurnalis ini yang merupakan pengamat netral, dan mereka juga tidak pernah mengaku sebagai pengamat netral. Masing-masing dari mereka secara bersamaan meliput dan menjalani perang.

Banyak dari mereka terpaksa mengungsi dari rumah dan kota mereka; banyak yang kehilangan kolega, teman, dan anggota keluarga akibat serangan udara. Seperti semua orang di Gaza, mereka harus menghadapi kekurangan makanan, air bersih, tempat tinggal, dan listrik.

“Sejujurnya, saya tidak pernah membayangkan akan melaporkan semua kekerasan ini,” Hind Khoudary, seorang reporter lepas berusia 28 tahun untuk kantor berita Turki Anadolu dan media lainnya, mengatakan kepada TIME bulan lalu melalui WhatsApp, salah satu dari sedikit bentuk komunikasi yang andal di tengah pemadaman listrik rutin dan pemadaman internet akibat blokade total Israel di Gaza.

Sama seperti Azaiza dan yang lainnya, Khoudary secara rutin membagikan foto dan video pengalamannya di tengah perang: rak-rak supermarket yang kosong, rumah sakit yang kewalahan, dan lingkungan yang menjadi puing-puing.

Selama perang, Khoudary menyaksikan rumahnya hancur, teman-temannya terbunuh, dan keluarganya terpisah. Dia bilang dia kehabisan tenaga dan dehidrasi. “Melaporkan dan menjalani hal yang persis sama sungguh melelahkan.”

Jika ada satu hal yang membuatnya bertahan, kata Khoudary, itu adalah “fakta bahwa orang-orang mendengarkan, melihat, dan berinteraksi dan ini adalah hal terbaik yang membuat saya terus melanjutkan.”

Pertanyaannya adalah berapa lama mereka bisa terus seperti ini. “Saya tidak lagi memiliki harapan untuk bertahan hidup."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


AS Kirim Lebih dari 569 Ton Bantuan ke Gaza, Namun Sebagian Pengiriman Terhambat

2 jam lalu

Warga Palestina membawa paket bantuan yang dikirim ke Gaza melalui dermaga buatan AS, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Gaza, 18 Mei 2024. Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan bahwa lebih dari 569 metrik ton bantuan kemanusiaan telah dikirimkan sejauh ini melalui dermaga terapung sementara ke Gaza. REUTERS/Ramadan Abed
AS Kirim Lebih dari 569 Ton Bantuan ke Gaza, Namun Sebagian Pengiriman Terhambat

Sebagian dari 569 ton bantuan kemanusiaan yang baru dikirim AS ke Gaza lewat dermaga terapung belum berhasil mencapai warga sipil Palestina.


Kedutaan Besar Iran Sebut Presiden Iran Ebrahim Raisi Wafat 3 Hari Sebelum ke Indonesia

12 jam lalu

Presiden Iran Seyyed Ebrahim Raisi saat pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa 23 Mei 2023. Dalam kunjungan ini akan disepakati beberapa perjanjian yang penting dalam pemajuan hubungan bilateral RI-Iran dan beberapa MoU terutama di bidang ekonomi dan juga penanganan narkotika. TEMPO/Subekti.
Kedutaan Besar Iran Sebut Presiden Iran Ebrahim Raisi Wafat 3 Hari Sebelum ke Indonesia

Kedutaan Besar Iran menyebut Presiden Iran Ebrahim Raisi wafat 3 hari sebelum kunjungan yang direncanakan ke Indonesia pada 23-24 Mei 2024.


Tolak RUU Penyiaran, Gabungan Jurnalis hingga Mahasiswa di Solo Gelar Unjuk Rasa

13 jam lalu

Teatrikal yang diperankan oleh dua jurnalis mewarnai aksi unjuk rasa menolak RUU Penyiaran versi 2024 yang digelar di Plaza Manahan, Solo, Jawa Tengah, Selasa, 21 Mei 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Tolak RUU Penyiaran, Gabungan Jurnalis hingga Mahasiswa di Solo Gelar Unjuk Rasa

Aksi penolakan RUU Penyiaran juga mesti terus dilakukan melalui media sosial. Harapannya DPR mendengarkan suara publik.


Prancis Dukung Langkah ICC Keluarkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu dan Hamas

13 jam lalu

Netanyahu, Yoav gallant, Yahya Sinwar, Mohammed Deif, dan Ismail Haniyeh. REUTERS
Prancis Dukung Langkah ICC Keluarkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu dan Hamas

Prancis mendukung permohonan jaksa agar hakim ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Netanyahu dan petinggi Hamas


Tak Ada Bantuan Lewat Dermaga AS, UNRWA: Bantuan ke Gaza Paling Efektif Lewat Darat

14 jam lalu

Warga Palestina menaiki truk untuk mengambil bantuan yang dikirim ke Gaza melalui dermaga buatan AS, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, terlihat dari pusat Jalur Gaza, 18 Mei 2024. PBB mengatakan bahwa 10 truk berisi bantuan makanan yang diangkut dari lokasi dermaga oleh kontraktor PBB diterima pada hari Jumat di gudang Program Pangan Dunia di Deir El Balah. REUTERS/Ramadan Abed
Tak Ada Bantuan Lewat Dermaga AS, UNRWA: Bantuan ke Gaza Paling Efektif Lewat Darat

UNRWA menegaskan penyeberangan darat merupakan cara yang paling layak dan efektif untuk menyalurkan bantuan ke Jalur Gaza.


Apa yang Terjadi setelah Jaksa ICC Minta Surat Penangkapan untuk Konflik Gaza?

16 jam lalu

Sejumlah Pengacara korban serangan Israel di Gaza mengajukan pengaduan ke Pengadilan Kriminal Internasional. aa.com.tr
Apa yang Terjadi setelah Jaksa ICC Minta Surat Penangkapan untuk Konflik Gaza?

Jaksa ICC sudah mengajukan permohonan surat penangkapan, kini tinggal dunia tinggal menunggu keputusan para hakim ICC.


Malaysia Berupaya Pulangkan Enam Anggota Tim Medis dari Rafah

17 jam lalu

Sistem medis di kota paling selatan Gaza, Rafah, mengalami krisis parah setelah serangan udara Israel.
Malaysia Berupaya Pulangkan Enam Anggota Tim Medis dari Rafah

Pemerintah Malaysia berupaya memulangkan enam anggota tim medisnya yang berada di Rafah, Gaza, sejak 1 Mei 2024.


Joe Biden: Apa yang Terjadi di Gaza Bukan Genosida

20 jam lalu

Presiden AS Joe Biden berhenti sejenak saat pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membahas konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, Rabu, 18 Oktober 2023. Miriam Alster/Pool via REUTERS
Joe Biden: Apa yang Terjadi di Gaza Bukan Genosida

Presiden AS Joe Biden menekankan bahwa Israel tidak melakukan tindak genosida di Gaza.


Ini 5 Target Penangkapan ICC atas Kejahatan Perang di Gaza

1 hari lalu

Netanyahu, Yoav gallant, Yahya Sinwar, Mohammed Deif, dan Ismail Haniyeh. REUTERS
Ini 5 Target Penangkapan ICC atas Kejahatan Perang di Gaza

Jaksa ICC telah mengajukan surat penangkapan terhadap lima orang yang dianggap bertanggung jawab atas kejahatan perang dan kemanusiaan di Gaza.


Tiga Isu Penentu Hasil Pilpres AS 2024: Inflasi, Aborsi dan Perang Israel di Gaza

1 hari lalu

Gambar kombinasi yang menunjukkan Presiden AS Joe Biden dan kandidat presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump. REUTERS/Jay Paul and Kevin Lamarque/File Photo
Tiga Isu Penentu Hasil Pilpres AS 2024: Inflasi, Aborsi dan Perang Israel di Gaza

Mantan Dubes AS untuk Indonesia menilai ada tiga isu yang menjadi faktor penentu hasil persaingan Biden dan Trump dalam pilpres AS 2024.