Rekam Jejak Tiga Kandidat Menangani Transportasi
Djoko Setijowarno juga menyoroti rekam jejak tiga kandidat dalam menangani permasalahan transportasi. Ia menyebut, masing-masing Pasangan Capres - Cawapres sebenarnya memiliki pengalaman mengelola angkutan umum. “Anies kelola Bus Trans Jakarta, Gibran kelola Bus Batik Solo Trans, dan Ganjar kelola Bus Trans Jateng,” ujar Djoko.
Djoko mengatakan, Anies pernah menjadi Gubernur DKI Jakarta, sehingga lebih mengetahui detail permasalahan transportasi yang ada di kota-kota besar. Meski demikian, Djoko menilai, keberhasilan Anies mengelola transportasi di DKI Jakarta tak terlepas dari gubernur sebelumnya.
“Tanpa gubernur sebelumnya, Anies enggak mungkin bisa melanjutkan, karena program transportasi itu minimal butuh waktu 5 tahun. Itu kalau berhasil, kalau gagal? Anies terpilih sudah nyaman, jalur busway 13 koridor sudah terbangun. Pedestrian zaman Ahok sudah terbangun, tinggal terusin,” kata Djoko.
Sedangkan, pada paslon nomor 2, Djoko lebih menyoroti Gibran Rakabuming Raka, karena ia menilai Prabowo tidak punya pengalaman dalam mengelola transportasi. Djoko tak menampik, transportasi di Solo memang berhasil. Namun, kata Djoko, transportasi di Solo dapat berhasil karena Dinas Perhubungan Kota Solo memang kuat. Ia menyebut, Solo adalah satu-satunya kota di Indonesia yang angkutan umumnya berbadan hukum sesuai Undang-Undang.
Sementara itu, Djoko menilai Ganjar memiliki pengalaman yang mirip dengan Anies. Ganjar berpengalaman mengelola Bus Trans Jateng. “Provinsi selain DKI Jakarta yang sukses itu Jawa Tengah. Bus Trans Jateng punya 7 koridor sekarang. Masyarakat cukup bayar Rp 4.000, untuk buruh pelajar hanya Rp 2.000. Program ini bisa dikembangkan ke seluruh provinsi,” ujarnya.
Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio juga menyoroti rekam jejak ketiga kandidat di sektor transportasi. Agus mengatakan, saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Anies memiliki rekam kerja di sektor transportasi yang baik, utamanya soal konektivitas. Melalui program Jaklingko, Anies mampu membenahi konektivitas transportasi di Jakarta, meski belum merata.
“Di Jakarta, pada tahap awal dan akhir perjalanan, banyak orang tidak menggunakan angkutan umum. Sebaliknya, mereka cenderung menggunakan layanan ojol, baru angkutan umum. Jadinya biaya perjalanan tetap tinggi. Ini yang jadi pekerjaan rumah,” kata Agus.
Sementara paslon nomor 2, Agus lebih menyoroti Gibran. Menurutnya, Gibran tidak memiliki terobosan baru. Infrastruktur yang ada di Solo, kata Agus, lebih banyak peninggalan wali kota sebelumnya. “Harusnya bisa lebih bagus di Solo. Tapi sekarang Solo juga macet.”
Mengenai paslon nomor tiga, Agus menilai Ganjar memiliki rekam jejak yang baik di sektor transportasi. Ia menilai program Bus Trans Jateng yang digagas Ganjar berhasil. Meski demikian, ia menyebut, konektivitas antar daerah di Jawa Tengah masih belum optimal.
Selanjutnya: Pekerjaan Rumah Presiden Terpilih...