Sementara itu, Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan jumlah wisatawan dari Cina pada 2019 mencapai 1,2 juta kunjungan. Angka tersebut menduduki nomor dua terbesar setelah wisatawan mancanegara dari Australia.
Pada 2019 lalu, tercatat jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Bali mencapai 6,3 juta. Kemudian meningkat bertahap pada Juli 2022 dengan capaian 2,4 juta kunjungan.
“Mudah-mudahan tahun ini akan bangkit kembali sesuai yang direncanakan bahwa tahun 2023 ini bangkitnya pariwisata Bali. Mudah-mudahan tahun ini bisa mencapai target paling tidak 4,5 juta kunjungan wisman,” kata Koster.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan masyarakat Bali siap menyambut kedatangan wisawatan Cina setelah negara itu mengizinkan warganya kembali bepergian ke luar negeri.
“Masyarakat Bali sangat terbuka dengan wisatawan Cina yang tak lepas dari akulturasi-akulturasi yang terjalin sejak dulu, banyak peninggalan Tiongkok yang masih dilestarikan di Bali,” kata Ardana. Wisatawan asal Cina yang datang ke Bali biasanya tertarik terhadap keindahan wisata alam serta budaya Pulau Dewata.
Destinasi favorit selain Bali
Wakil Ketua Umum Bidang Hotel dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Iswandi Said, mengatakan Bali masih menjadi destinasi favorit saat libur imlek. “Sampai 80 persenan okupansi (tingkat keterisian hotel),” ucap dia. Selain itu, secara volume yang banyak dikunjungi adalah Yogyakarta dan Jawa Timur.
Sementara, di Jawa Barat belum ada kenaikan. “Karena adanya bencana alam, mereka waspada juga dengan cuaca ekstrem.”
Menurut dia, selama libur Imlek, okupansi hotel secara keseluruhan rata-rata 75 persen jika dibandingkan priode yang sama tahun lalu. Selain masalah cuaca, kata Iswandi, tingkat okupansi yang hanya 75 persen disebabkan karena libur imlek berdekatan dengan libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. “Jadi peningkatannya hanya segitu,” tutur dia.
Iswandi menilai peningkatan itu butut dari dicabutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi akhir tahun lalu. “Jadi untuk yang imlek ini karena beda tiga minggu saja dengan tahun baru, jadi kegiatan tidak signifikan,” kata dia.
Senada dengan Iswandi, Wakil Ketua Asita Budijanto juga mengatakan hal yang sama bahwa Bali masih menjadi favorit. Selain itu, yang banyak dikunjungi adalah Lombok dan Labuan Bajo. “Untuk persentasinya saya tidak tahu pasti. Tapi Bali paling dominan,” ucap dia. Sedangkan di Jawa, Yogyakarya, kawasan Bandung dan Malan juga cukup banyak dikunjungi.
Selanjutnya: Menurut Budijanto, dicabutnya PPKM tidak...