TEMPO.CO, Jakarta - Kedatangan sebanyak 210 wisatawan mancanegara Cina di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, pada Ahad lalu, 22 Januari 2023, membawa asa tersendiri. Dua ratusan turis Cina itu tiba di Tanah Air dalam rangka berlibur panjang merayakan Tahun Baru Imlek 2574
Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Budijanto Ardiansjah termasuk jadi pihak yang sumringah dengan hal itu. Meski baru satu penerbangan, tapi ia melihatnya sebagai secercah harapan pada industri pariwisata yang semakin terang kembali usai menghadapi masa kelam selama pandemi Covid-19 dua tahun terakhir.
Baca: Pesawat Lion Air Bawa 210 Turis Asal China Tiba di Bali
Menurut Budijanto, kedatangan wisatawan asal Negeri Tirai Bambu itu terjadi setelah dibuka kembalinya layanan penerbangan langsung dari negara itu. Bila pemerintah serius menggarap pasar wisatawan Cina, seharusnya dibuka lagi lebih banyak penerbangan langsung dari dan menuju ke negara yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping itu.
“Flight dari masing-masing kota ke Indonesia, bukan dari Beijing saja, ya. Tapi ada misalnya dari Shanghai, yang kira-kira menguntungkan market kita,” ucap Budijanto pada Tempo, Selasa, 24 Januari 2023. Meski secara umum libur Imlek kemarin masih didominasi oleh kedatangan wisatawan domestik, ia tetap melihat industri pariwisata sudah mulai kembali bergairah dengan masifnya kedatangan turis Cina tersebut.
Soal ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, Cina merupakan salah satu negara pasar terbesar untuk pariwisata di Indonesia. Kemenparekraf menargetkan kunjungan wisatawan dari negara tersebut sebanyak 255.300 pada tahun 2023.
Adapun soal kedatangan wisatawan Cina di Bali, Sandiaga berujar, pemerintah tetap menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan Satgas Covid-19. Namun tidak lagi diperlukan tambahan pengecekan bagi wisatawan Cina. “Semua mengikuti standar yang sudah ada.”
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini optimistis kembalinya kedatangan wisatawan Cina dapat mendukung capaian 7,4 juta kunjungan wisatawan mancanegara. Karena itu, kementeriannya akan terus mempromosikan destinasi-destinasi favorit, seperti Bali, Manado, dan destinasi-destinasi superprioritas, dalam menggaet paar Cina.
Bahkan, Sandiaga menyatakan bahwa Kemenparekraf menggelar karpet merah bagi wisatawan Cina karena mendorong perekonomian Indonesia untuk terus menggeliat. “Kita harapkan kedatangan wisman Tiongkok semakin mempercepat pemulihan sektor ini dan semakin banyak lapangan kerja dibuka,” ucapnya.
Bali destinasi pertama menyambut turis Cina
Lebih lanjut, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini memaparkan alasan Bali menjadi destinasi pertama dalam menyambut wisatawan Cina. Karena berdasarkan data Online Travel Agent (OTA) di Cina, terjadi lonjakan volume pencarian destinasi wisata di luar negeri sebesar 430 persen.
Data itu menunjukkan Indonesia masuk dalam 5 besar pencarian dan volume pencarian Bali meningkat 250 persen. Dia pun berharap penyambutan kembali wisatawan Cina ini dapat menjadi sarana promosi yang efektif. “Bali itu sangat populer di Cina. Mereka suka Bali dengan alamnya, hotel, dan spanya."
Selanjutnya: Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan...