Namun, menurut Budijanto, dicabutnya PPKM tidak berpengaruh signifikan, karena sebelum kebijakan itu diberlakukan, sudah banyak kelonggaran untuk para wisatawan. Sehingga masyarakat sudah terbiasa sebelum PPKM dicabut. “Pencabutan PPKM hanya formalitas saja dan tidak terlalu banyak berdampak pada jumlah wisatawan."
Risiko Covid-19 usai PPKM dicabut
Budijanto mengatakan hingga saat ini pelaku industri wisata masih menyarankan kepada para wisatawan untuk tetap menggunakan masker. Menurut dia, hal itu berdasarkan apa yang disampaikan Presiden Jokowi saat mencabut kebijakan PPKM. “Jadi masker itu masih menjadi kewajiban kita untuk memakainya.”
Hanya saja, dia berujar, pembatasan aktivitas sudah tidak ada. Namun, tentu saja semua wisatawan yang masuk tetap diberikan treatment protokol kesehatan seperti disediakan masker, hand sanitizer dan sebagainya. “Supaya mereka tetap bisa melakukan protokol kesehatan dengan baik,” ucap dia.
Berbeda dengan Budijanto, Iswandi justru mengatakan di hotel wisatawan diperbolehkan tidak menggunakan masker. Namun jika ada kerumunan tetap diberlakukan. “Mereka biasanya sudah pakai masker sendiri, di bandara masih harus pakai masker,” tutur dia.
Epidemiolog dan peneliti keamanan kesehatan global dari Griffith University Dicky menilai pencabutan PPKM dilakukan karena faktor ekonomi dan sosial yang perlu dipulihkan. Namun, dia menilai narasi pemerintah soal masker seperti melemahkan kewaspadaan. Karena terkesan menjadi bebas tanpa menggunakannya.
“Padahal sebaliknya, organisasi kesehatan dunia (WHO) bahkan mengingatkan masalah pentingnya masker ini meski tentu ini ada perbedaan,” ujar dia.
Untuk risikonya, dia melanjutkan, jika dibandingkan awal pandemi Covid-19 tahun 2020, akan sangat berbeda. Ditambah lagi setelah ditemukannya vaksin sebagai modal imunitas. Menurut dia, sekarang ancamannya bukan lagi keparahan, peningkatan kasus, dan banyaknya kematian, tapi lebih kepada ancaman long Covid-19.
Dia menuturkan, acaman long Covid-19 merupakan infeksi yang berulang dari virus itu dan berpotensi menurunkan kualitas kesehatan seseorang. “Dia bisa jadi orang yang sakit-sakitan, dia menjadi orang yang akhirnya menderita penyakit kronis, seperti diabetes, jantung, dan hipertensi misalnya,” kata Dicky.
Jadi, Dicky berujar, kasusnya mungkin tidak terlihat meningkat di masyarakat. PPKM dicabut dan masker dilepas, tapi dalam 2-5 tahun ke depan kasus diabetes, hipertensi, hingga stroke meningkat. Dia mengatakan hal itu sudah mulai terjadi sebetulnya, tapi di Indonesia karena surveillance-nya cenderung buruh sehingga belum terlihat.
Seiring berjalannya waktu, kata Dicky, akan terlihat kasus-kasus long Covid-19 itu. Pemerintah harus mencegah kejadian tersebut. Caranya dengan membangun kewaspadaan dan kesadaran kepada masyarakat bahwa Covid-19 memang tidak adakan melonjak, tapi akan ada penurunan derajat kesehatan.
Selanjutnya: “Karena katakanlah setidaknya sepersepuluh ..."