TEMPO.CO, Jakarta - Nur Rosadah tengah gundah. Pemilik tiga gerai kecil yang menyajikan makanan Jepang dan minuman di salah satu mal di Surabaya ini mengaku kelimpungan ketika pemerintah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali sejak 11 Januari 2021 lalu.
Jika di awal tahun ini ia masih yakin situasi bisa lebih kondusif dan gerai yang didirikannya sejak 2017 lalu bisa sedikit pulih, tapi kini harapan itu kian luntur. Pendapatan gerai merosot tajam hingga 90 persen karena daya beli masyarakat yang jeblok selama pandemi Covid-19.
“Omzet harian saya menurun kadang tinggal Rp 50 ribu, kadang Rp 100 ribu. Padahal amannya Rp 500 ribu untuk bisa menutup beban operasional,” ujar Nur Rosadah alias Rosa kepada Tempo, Kamis, 21 Januari 2021. Sementara penjualan kotor tiap tenant per bulan di masa sebelum pandemi bisa mencapai Rp 35 jutaan.
Saat krisis seperti sekarang, kata perempuan berusia 30 tahun ini, masyarakat lebih mendahulukan pembelian barang kebutuhan pokok. Karena gerainya tak menjual barang-barang itu, penjualan pun seret sehingga akhirnya arus khas usahanya terhambat. Kondisi ini diperparah oleh operasional pusat belanja yang dibatasi hingga pukul 19.00 WIB selama PPKM berlangsung.
Rosa bukannya hanya diam. Ibu beranak satu ini beberapa kali mencoba peruntungan dengan mengalihkan pemasarannya dari luring menjadi daring menggunakan aplikasi pemesanan makanan. Namun, cara ini tak sepenuhnya berhasil. “Tidak banyak (pemesanan),” katanya.
Walhasil, Rosa terpaksa memangkas jumlah karyawannya per gerai dari semula tiga orang menjadi satu orang. Dia juga menunggak pembayaran sewa tenant kepada mal lebih dari tiga bulan. Untuk menopang kebutuhan agar gerainya tetap beroperasi, Rosa mencari pendapatan lain dari penjualan makanan beku atau frozen food.
Meski demikian, omzet dari penjualan itu tidak sepenuhnya bisa menutup beban utang yang kadung ditanggung selama pandemi. Dalam kondisi yang tersengal-sengal, ia memperkirakan ketahanan usahanya tinggal sebulan jika penjualan tak kunjung membaik.