“Dikomunikasikan kepada masing-masing masinis pada waktu yang tepat. Pengabaian manusia atau gagal dari sistem komunikasi pada tahap ini dari satu atau kedua masinis tentu akan berakibat fatal dengan resiko terjadi head to head accident (tumburan atau tabrakan dua kereta),” ujar Sutanto.
Sutanto menekankan jika terjadi perbedaan sinyal, evaluasi terhadap sistem integrasi dari seluruh sistem sinyal dan komunikasi perlu dilakukan. Dengan demikian, interoperability (kemampuan sistem untuk bertukar informasi) antar sinyal harus dipastikan beroperasi dengan baik. Investigasi atas keseluruhan sistem sinyal dan komunikasi mutlak dilakukan.
Karena itu, menurut Sutanto, perlu adanya peninjauan kapasitas pelayanan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. Sutanto menyarankan agar KAI mempertimbangkan untuk meningkatkan kapasitas pelayanan sesuai pertumbuhan permintaan. Jika permintaan memang sudah tinggi, lalu lintas kereta api bisa ditambah menjadi dua jalur. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi atau bahkan menghapus risiko kecelakaan, seperti yang terjadi pada 5 Januari lalu.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub), melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA), tmenjelaskan saat ini memang sedang dilakukan pembangunan double track (dua jalur), yaitu Jalur Ganda Kiaracondong-Cicalengka sebagai bagian dari proyek pengembangan Jalur Ganda Selatan Jawa. Proyek ini dilakukan dalam dua tahap.
“Tahap I terbentang dari Stasiun Gedebage hingga Stasiun Haurpugur dan sudah selesai serta dioperasikan sejak November 2022,” kata Adita Irawati, Jubir Kemenhub, kepada Tempo pada Jumat, 12 Januari 2024.
Selanjutnya, tahap II dari pembangunan sedang berlangsung pada ruas jalur Stasiun Haurpugur hingga Stasiun Cicalengka serta ruas jalur Stasiun Kiaracondong hingga Stasiun Gedebage. “Per 31 Desember 2023, dapat dilaporkan bahwa progres pembangunan Jalur Ganda Kiaracondong-Cicalengka Tahap II sudah mencapai 76,08 persen,” kata Adita.
Selanjutnya: Menurut Adita, proses pengerjaan yang dilakukan saat ini lebih cepat 3,68 persen....