Masih dalam surat yang juga dikirim ke Menkopolhukam itu, Fatih meminta Bali Tower bertanggung jawab atas kecacatan yang dialami Sultan sebesar Rp 14,5 miliar. "Saya enggak mengharapkan cacat. Kalau Sultan dinyatakan tidak mengalami cacat, biaya itu enggak saya minta," kata Fatih.
Surat itu ditulis jauh sebelum Sultan dinyatakan sembuh oleh tim dokter RS Polri yang menangani korban terjerat kabel serat optik itu. Meski sudah sehat dan bisa beraktivitas, Sultan mengalami kecacatan sehingga pita suaranya harus diangkat lewat operasi.
Tuntutan yang ketiga, Fatih meminta Bali Tower bertanggung jawab atas biaya imateril sebesar Rp 4 miliar. Namun, hingga kini Fatih mengatakan belum menerima satu rupiah pun dari Bali Tower sebagai tanggung jawab.
"Konyolnya mereka menanggapi itu seolah saya minta Rp 22 miliar. Itu kan ditotal semua sama mereka," ucapnya.
Padahal, kata Fatih, tuntutan pertama dan kedua hanya berupa plafon jika pihaknya memerlukan biaya pengobatan.
"Alhamdulillah sekarang uang itu enggak perlu, karena Kapolri yang bayar," katanya. Ia membantah bahwa telah mengkomersialkan kecelakaan anaknya untuk memeras Bali Tower.
Bali Tower sempat minta keluarga Sultan tak lapor ke polisi dan bungkam di media
Fatih terkejut ketika lima orang perwakilan dari Bali Tower datang ke rumahnya. Bali Tower mengirimkan dua karyawannya di bagian hukum, didampingi dengan tiga pengacara. "28 Juli 2023, setelah viral di media sosial. Mereka datang ke rumah pukul 07.10. Ada Arsyi, Reza, Rizki, Pak Bahrul, dan Pak Andika," kata Fatih.
Kedatangan perwakilan Bali Tower bukan untuk menemui Sultan yang saat itu masih sekarat. Mereka menyampaikan dua permintaan kepada Fatih. "Pertama, setop pemberitaan di media. Kedua, jangan lapor ke Polda Metro Jaya," ujarnya.
Bali Tower meminta waktu satu minggu untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Meski marah, Fatih mengiyakan permintaan itu supaya kasus ini berakhir damai.
Beberapa jam setelah pertemuan itu, Fatih mengungkapkan pihak Bali Tower kembali datang ke rumahnya. Lagi-lagi bukan untuk menengok Sultan, melainkan menawarkan Rp 2 miliar sebagai bantuan kemanusiaan. Fatih tolak bantuan itu karena alasan Bali Tower tidak beretika.