TEMPO.CO, Jakarta - Dalam perang di zaman modern ini sesungguhnya bukan hanya senjata, amunisi, dan bom yang dibutuhkan untuk mengalahkan lawan. Propaganda di media sosial juga menjadi penting. American Historical Association menyebutkan Propaganda bertujuan untuk menurunkan keinginan musuh untuk melawan dan hal ini dilakukan melalui beberapa cara.
Salah satunya adalah dengan menggambarkan keberhasilan militer pihak propagandis. Cara lainnya adalah dengan menggambarkan superioritas moral dari perjuangan musuh. Hal ini merupakan bagian dari rencana strategis satu pihak untuk mengintimidasi para pemimpin musuh, memisahkan mereka dari rakyatnya, dan menghancurkan perlawanan dengan memberikan bukti bahwa sebagian besar rakyat musuh telah tertipu dan disesatkan.
Propaganda perang juga dilakukan kedua pihak yang bertikai dalam konflik Gaza, Hamas vs Israel. Hamas menampilkan citra-citra menyedihkan untuk meningkatkan kesadaran orang akan penderitaan di Gaza atau di sisi lain, Israel menampilkan kampanye-kampanye untuk pembenaran serangan mereka terhadap warga Gaza. Bagaimana dampak kedua propaganda ini dalam meraih persetujuan publik dunia?
Interaksi Normal
Menurut Marc Owen Jones Asisten Profesor Studi Timur Tengah dan Humaniora Digital di Universitas Hamad bin Khalifa dalam sebuah artikel di Al Jazeera, media arus utama dan media sosial sangat penting dalam membentuk opini. Hamas mengetahui hal ini, dan mereka memerlukan tekanan global yang tiada henti untuk melawan perang.
Hamas tidak hanya membutuhkan Gaza untuk tetap menjadi pemberitaan, namun juga membutuhkan warga Palestina yang dimanusiakan. Akankah dunia berhenti peduli jika penghentian sementara pengeboman memperlambat gelombang video media sosial yang mengerikan tentang pembantaian warga sipil yang keluar dari Gaza?
Dalam gencatan senjata pekan lalu, sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam memanfaatkan betul momen-momen pelepasan sandera Israel untuk mengambil simpati publik. Selama tujuh hari tersebut, mereka menerbitkan video-video yang menghangatkan hati. Para sandera Israel ditampilkan jalan beriring dengan para pejuang, tanpa wajah ketakutan atau paksaan. Para sandera terlihat tersenyum, bersalaman, dan bahkan berpelukan dengan para penyandera.
Dengan video-video tersebut, gerakan Perlawanan menjadi pusat perhatian pengguna media sosial, yang mengambil screenshot dari video tersebut dan mengomentari rekamannya, baik dengan membuat meme, memuji cara Hamas memperlakukan para tawanan, atau bahkan mengungkapkan rasa takjub atas gagasan tentang bagaimana para tawanan mengucapkan selamat tinggal kepada para pejuang Hamas dengan tanda-tanda yang cukup jelas untuk membuktikan bahwa mereka semua dalam kondisi baik dan sehat.
Video-video tersebut menunjukkan para tawanan melambaikan tangan bahkan tersenyum lebar sambil mengucapkan "terima kasih" kepada para pejuang Hamas.
Senyuman ini telah membuat Israel menjadi kalang-kabut.