TEMPO.CO, Karawang - Kabar tak menggembirakan datang dari Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Di daerah lumbung pangan nasional kedua setelah Kabupaten Indramayu itu ternyata juga terjadi kenaikan harga beras seperti yang ditemukan di sejumlah daerah lainnya di Tanah Air.
Sejumlah pedagang di Pasar Baru Karawang menceritakan harga beras di pasaran mulai naik sejak awal bulan Agustus lalu. Hal tersebut di antaranya dipicu oleh adanya hambatan produksi di tingkat hulu yang tak terelakkan di tengah musim kemarau panjang sebagai dampak El Nino saat ini.
Sawah di daerah Karawang dengan luas 97 ribu hektare itu tercatat memproduksi padi per tahun 1,3 ton gabah kering panen, atau jika dikonversikan dengan beras mencapai 800 ribu ton beras per tahun. Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi saat kunjungan kerja ke wilayah itu pada awal bulan ini menyebutkan terjadi perlambatan produksi beras di Indonesia sebanyak 1,2 juta ton beras.
Harga Beras Rata-rata Nasional Melambung
Turunnya produksi tersebut yang kemudian berdampak ke kenaikan harga beras di banyak daerah. Data Badan Pangan Nasional menunjukkan harga beras kualitas medium rata-rata nasional pada Jumat, 8 September 2023, berada di level Rp 12.670 atau naik 0,4 persen ketimbang awal Agustus lalu Rp 11.980 per kilogram. Harga beras tersebut sudah melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang dipatok di Pulau Jawa Rp 10.900 per kilogram.
Sementara harga beras pada Agustus tahun lalu masih bertengger di Rp 10.780 per kilogram. Sedangkan harga beras premium Rp 14.340 atau melambung bila dibanding pada Agustus tahun lalu di level Rp 12.480 per kilogramnya.
Cani, salah satu yang terdampak akibat kenaikan harga beras tersebut. Pedagang nasi uduk di Jalan Assirot, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan itu mengeluhkan kenaikan harga beras yang membuatnya terpaksa menekan keuntungan yang diperoleh dari usahanya.
Sebab, meskipun harga beras naik, Cani tak langsung menaikkan harga jual dagangannya. “Ini Rp 12.000-an per liter, kalau yang Rp 10.000 berasnya halus kayak menir. Kagak (menaikkan harga) saya pas aja, yang penting saya ada untung aja, bisa balik modal,” ujarnya.
Selain beras, Cani juga mengeluhkan kenaikan harga sejumlah harga kebutuhan pokok seperti telur dan daging ayam. “Telur naik lagi, kemarin udah sempet Rp 26.000, sekarang udah Rp 28.000. Besok naik lagi, sama kayak bawang, cabe, ayam.”
Hal serupa disampaikan oleh Fikri, seorang pedagang nasi goreng. Meski harga beras naik, ia tak langsung menaikkan harga jual atau mengurangi porsi nasi goreng buatannya karena khawatir jumlah pembeli bakal berkurang. “Ya gimana, mau nggak mau kan tetap harus beli (beras),” tuturnya.
Selanjutnya: Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief ...