Menurut pengajar Teknik Lingkungan ITB itu, ada beberapa skenario pengendalian di sektor transportasi yang bisa dijalankan untuk mengurangi tingkat emisi karbon. Pertama, penerapan Euro 4 untuk kendaraan penumpang, bus, dan truk yang dimulai pada Oktober 2018 (untuk kendaraan berbahan bakar bensin) dan diterapkan pada April 2021 (untuk kendaraan berbahan bakar solar).
"Namun untuk penerapan Euro 4 sepertinya masih belum maksimal. Hal ini juga terkait dengan teknologi bahan bakar. Bukan hanya mesinnya saja yang Euro 4," ujar Seny.
Skenario pengendalian selanjutnya, penggunaan bahan bakar gas alam terkompresi (CNG) di semua kendaraan bus dan truk baru, yang dimulai pada 2020. Skenario ini merupakan tambahan dari penerapan Euro 4.
Berikutnya, penguatan penetrasi pemakaian kendaraan listrik (EV) untuk menggantikan kendaraan konvensional. Kebijakan ini ditargetkan dapat diterapkan pada tahun 2025. Skenario ini juga merupakan tambahan dari implementasi Euro 4.
Kemudian, penerapan sistem Electronic Road Pricing (ERP) atau pungutan terhadap pengguna jalan di tempat tertentu dengan cara membayar secara elektronik untuk mengurangi jumlah kilometer perjalanan. "Kebijakan ini ditargetkan bisa diterapkan pada tahun 2020 (tertunda) untuk mendorong pengguna kendaraan pribadi beralih menggunakan kendaraan umum," katanya.
Selain itu, lanjut Seny, bisa dengan penerapan sistem scrapping atau pemusnahan kendaraan dengan masa manfaat 20 tahun atau lebih yang ditargetkan dapat dilaksanakan pada tahun 2025.
RIRI RAHAYU | AMELIA RAHIMA SARI | ANTARA
Pilihan Editor: Menhub Uji Coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sebelum Beroperasi Oktober, Kecepatan Tertinggi 352 Km per Jam