Sementara itu, data pada Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) milik Kementerian Perdagangan menunjukkan harga telur ayam ras di level nasional pada Mei 2023 menyentuh angka Rp 31.112 per kilogram. Harga tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang tahun 2022 dan 2023, melamuai rekor harga telur termahal yang sebelumnya tercatat pada bulan Desember 2022.
Hal ini juga diamini oleh Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia atau Ikappi Abdullah Mansuri. Menurutnya, harga telur ini menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah.
“Harga telur ini menjadi harga telur tertinggi yang panjang dalam sejarah kita. Biasanya harga telur tinggi itu nggak melebihi dua minggu biasanya, tapi ini hampir 1 bulan," kata Abdullah pada Tempo, Kamis, 1 Juni 2023.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim mengatakan, kenaikan harga telur ini sudah terjadi sejak Lebaran 2023. "Dapat kami sampaikan bahwa harga telur mengalami kenaikan sejak lebaran dan belum menunjukkan tanda penurunan," kata Isy. Harga rata-rata nasional telur ayam per 31 Mei 2023 adalah Rp 32.100 per kilogram atau naik 6,64 persen dibandingkan harga bulan lalu.
Soal kenaikan harga telur ini juga jadi perhatian Badan Pusat Statistik (BPS) yang kemudian menyebut kenaikan harga komoditas itu berpotensi menyumbang angka inflasi Mei 2023.
Segendang sepenarian, Kepala Badan Keuangan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu memprediksi laju inflasi pada Mei 2023 lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya. "Karena kita juga pantau beberapa harga yang kemarin cepat naik ya, harga telur," tuturnya.
Lalu apa sebenarnya yang memicu kenaikan harga telur ayam belakangan ini?
Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Jawa Tengah, Parjuni, menjelaskan, kenaikan harga telur ayam didorong oleh sejumlah faktor, salah satunya berkurangnya populasi indukan ayam petelur. Adapun keterlambatan peremajaan indukan ayam pada tahun lalu, menurut dia, juga telah membuat peternak mengalami kerugian. Bahkan, kerugian sebetulnya terjadi sejak tahun 2021.
"Sehingga walaupun di akhir 2022 mengalami keuntungan, peternak belum siap melakukan peremajaan indukan," katanya. Akibatnya, jumlah telur yang diproduksi oleh indukan ayam terus menurun.
Selain itu, kenaikan harga pakan ternak ayam yakni komoditas jagung dari semula sekitar Rp 4.000 naik menjadi sekitar Rp 6.000 per kilogram. Walhasil, harga pokok penjualan (HPP) di tingkat peternak ayam ikut terkerek. Akibatnya, peternak harus menjual telur di atas harga Rp 25.000 per kilogram.
Selanjutnya: Hal senada disampaikan oleh Direktur Bapanas...