Karena itu, Budi Karya meminta masyarakat tetap waspada dan mengimbau agar tidak perlu bepergian jika tidak ada keperluan mendesak. “Perjalanan tetap kita kawal, tapi seyogianya masyarakat sedikit menahan diri. Karena secara makro, dari Lampung sampai Jawa Timur, itu memang cuaca ekstrem,” kata Budi Karya.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan pihaknya sudah mengidentifikasi titik-titik banjir di beberapa wilayah khususnya jalan tol. Kemenhub juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk mengantisipasi dampak dari cuaca buruk ke potensi sejumlah titik banjir.
Adita mengatakan dari sisi antisipasi yaitu membuat agar efek banjirnya bisa diminimalisir. Kemenhub juga sudah memberikan informasi kepada pihak pengelola jalan bahwa penyebab banjir di jalan tol itu adalah resapannya atau drainasenya tersumbat.
“Ini dari PUPR sendiri kalau di tol memang sudah melakukan upaya-upaya pembersihan,” ujar dia.
Sementara kalau dari sisi penumpang, Adita menambahkan, diminta untuk terus update mengenai titik banjir. “Dan tadi imbauan dari Pak Menteri (Menhub Budi Karya Sumadi) betul sekali, kalau tidak terpaksa sekali, hindari dulu jalan jarak jauh karena ini potensinya memang cuacanya cukup ekstrem,” ucap Adita.
Transportasi laut dan udara diminta menahan diri
Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan pihaknya selalu merujuk pada informasi BMKG mengenai cuaca ekstrem. Hal itu dilakukan untuk keamanan transportasi baik udara, darat maupun laut.
Menurut dia, untuk transportasi udara dan laut sebenarnya sudah ada sistemnya, dan sudah ada ketentuan keamanan transpotasi soal cuaca. “Jadi peringatan-peringatan dan sebagainya, mana yang boleh dioperasikan, mana yang tidak itu semua SOP-nya akan kita terapkan. Itu yang utama,” ujar dia.
Adita juga menjelaskan bahwa Kemenhub sudah memberikan peringatan kepada operator transportasi. “Kita sudah minta kepada operator baik di laut maupun udara, tidak memaksakan diri untuk melakukan operasional. Kalau memang cuaca tidak memungkinkan, khususnya yang di laut, karena relatif lebih bahaya,” kata Adita.
Selain itu, kata Adita, syahbandar atau kepala pelabuhan juga menegaskan kepada operator, jika ternyata gelombang tinggi dan cuaca buruk tidak dipaksakan melaut. Menurut Adita, memang konsekuensinya ada penundaan perjalanan, tapi itu dilakukan agar tetap mementingkan aspeknya keselamatan.
Adita juga bicara mengenai informasi dan komunikasi yang penting. Dia meminta operator transportasi untuk terus memperbaharui status perjalanan ke penumpang. "Jika memang terpaksa harus ada delay, harus diinformasikan dan diupayakan secepatnya," kata dia.
“Makanya selalu diupayakan ikuti update dari BMKG itu tiap 6 jam kalau enggak salah, dia selalu ada pembaruan real time, jadi itu yang harus dipegang,” ucap Adita.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengimbau para syahbandar, operator kapal, termasuk nakhoda, dan masyarakat selalu mengutamakan keselamatan pelayaran. "Saat ini cuaca buruk dan gelombang tinggi terjadi di sejumlah perairan di Indonesia, yang tentunya berdampak terhadap keselamatan pelayaran," kata Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Mugen S. Sartoto.
Menurut Mugen, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah memerintahkan seluruh syahbandar tidak menerbitkan surat persetujuan berlayar (SPB) apabila kondisi cuaca membahayakan keselamatan pelayaran. Pengawasan dalam bongkar- muat kapal, kata dia, akan diawasi secara berkala.
Operator kapal dan nakhoda juga diminta memperhatikan berita cuaca mutakhir. Imbauan yang sama diserukan kepada para calon penumpang pelayaran. "Jangan memaksakan untuk segera diberangkatkan jika cuaca dan gelombang tidak memungkinkan kapal berlayar. Utamakan keselamatan pelayaran," kata Mugen.
MOH KHORY ALFARIZI | YOHANES PASKALIS | AHMAD FIKRI | M JULNIS FIRMANSYAH | FAJAR PEBRIANTO | MARIA FRANSISCA LAHUR
Baca juga: Mobil Penumpang Tercebur ke Laut, Menhub Budi Karya: Saya Minta Maaf
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.