Dia membeberkan bahwa virus Polio kembali muncul di Indonesia pada tahun 2005. Adanya kasus itu setelah pemerintah mendapatkan laporan virus tipe satu sebanyak 305 kasus. Sehingga, pada saat itu pemerintah menetapkan kasus tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa atau KLB.
"KLB polio di Indonesia dilaporkan terakhir terjadi pada 2005 hingga 2006 untuk virus polio tipe satu yang berasal dari Timur Tengah. KLB kali itu terjadi di 10 provinsi dan 47 kabupaten atau kota di seluruh Indonesia, dengan total kasus yang dilaporkan sebanyak 305," ujar Tjandra.
Tidak hanya itu, sebagai seseorang yang pernah menanggulangi virus Polio, Tjandra mengungkapkan virus itu juga pernah terjadi lagi pada tahun 2009. Dalam mencegah penyebaran virus itu, Kemenkes telah melakukan upaya maksimal sehingga dapat memberikan hasil yang diharapkan untuk Indonesia.
"Ketika saya masih bertugas sebagai Dirjen P2PL Kemenkes maka sejak awal tugas 2009 kami lakukan upaya maksimal agar Indonesia bebas polio. Bersyukur hal itu sukses, dan Indonesia menerima sertifikat bebas polio dari World Health Organization (WHO) pada 27 Maret 2014," ujarnya.
Lingkungan Kotor
Maxi memaparkan dalam penyakit virus Polio terdiri beberapa tipe virus. Di antaranya virus tipe 1 yaitu Brunhilde, tipe 2 yakni Lansig, dan tipe 3 adalah Leon. Berdasarkan kasus yang terjadi di Aceh, Kemenkes sedang melakukan investigasi di tempat kejadian anak berusia 7 tahun itu terkena virus Polio.
"Di tempat main anak-anak kami telah ambil sampel dan menunggu hasil. Kami telah ambil sampel air di beberapa titik. Jadi perilaku buang air sembarangan merupakan faktor risiko yang kami lihat ada di sini," jelas Maxi.
Adanya upaya tersebut juga dilakukan bersama pemerintah daerah untuk mempermudah proses investigasi. Oleh karena itu, Maxi menyebut bahwa Kemenkes turut melakukan konsultasi kepada WHO dan UNICEF terkait adanya temuan satu kasus virus Polio di Aceh.
"Upaya yang kami lakukan hingga 19 November adalah notifikasi dari P2P bahwa memang ada laporan ini. Kemudian investigasi kasus dan lingkungan sudah kami lakukan serta advokasi dan koordinasi dengan pemerintah daerah. Baik ke bupati maupun gubernur, kemarin saya sudah ke sana," ujar Maxi.
Menurut Maxi, selain lingkungan kotor, penyebab munculnya virus Polio di Aceh adalah imunisasi Polio yang tidak diberikan kepada anak ketika masih berumur 9 bulan atau bayi. Karena itulah pengejaran target vaksinasi akan dilakukan Kemenkes.
Risiko Tinggi Polio
Pemberian vaksin Polio jenis bOPV akan dilakukan secara bertahap selama empat bulan atau setiap satu bulan sekali. Namun, Maxi mengungkapkan bahwa program pemberian imunisasi jenis IPV dan OPV cenderung menurun dalam kurun waktu empat tahun di wilayah Aceh sejak 2013. Dia mengatakan bahwa tahun 2022 Kemenkes sedang melakukan upaya kerja sama dengan berbagai mitra untuk menaikkan tren pentingnya imunisasi Polio.
"Ya mudah-mudahan ada mulai ada naik ya semenjak ada Covid dan kita gerakan mitra daripada Pusat Krisis Kesehatan (PKK), peran daripada Bupati dengan PKK mulai ada tanda-tanda naik ya di akhir di 2022 ini," tutur Maxi.