Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi juga mengungkapkan telah memerintahkan Bulog untuk berfokus pada Bulog untuk menyerap beras para petani dimulai dari tingkat gabahnya di berbagai sentra produksi. Tetapi, ia enggan mengungkapkan berapa stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang ada di Bulog sat ini untuk mengantisipasi sengkarut beras itu.
Adapun Kepala Bidang Humas Perum Bulog, Tomy Wijaya mengakui pihaknya memang telah diperintahkan oleh Badan Pangan Nasional untuk memperkuat cadangan beras. Bulog akan melaksanakan pengadaan gabah atau beras dengan harga sebagai berikut Rp 8.800 per kilogram untuk beras di gudang bulog, Rp 5.650 per kilogram untuk GKG di gudang Bulog, Rp 5.550 per kilogram untuk GKG di penggilingan, dan Rp 4.450 per kilogram untuk GKP di petani.
Penugasan pengadaan dengan harga fleksibilitas ini berlaku mulai tanggal 2 september 2022 sampai dengan 30 November 2022. Ia mengklaim CBP kini dalam kondisi aman dan tak ada persoalan dalam hal pasokan beras di Tanah Air.
Senada, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengklaim pasokan beras domestik aman. Ia mengklaim neraca ketersediaan beras di dalam negeri masih surplus. Bahkan angka yang ia sebutkan lebih besar, yakni mencapai 10 juta ton.
"(Stok beras) Aman dong, kamu mau berapa ton? Mau beli berapa, ayo," ucapnya saat ditemui di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Oktober 2022.
Namun, Andreas menepis klaim pemerintah bahwa stok beras dalam kondisi aman. Berdasarkan catatan Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia, produksi justru turun selama 3 tahun terakhir. Penurunannya mencapai 2,7 persen per tahunnya.
"Jadi kita sekarang mengalami persoalan yang paling tidak, kondisi pangan kita tidak baik-baik saja, terutama untuk beras,"
Di tengah sengkarut pasokan dan harga beras itu, beredar kabar banjir beras impor dari wilayah Asia Tenggara. Bily Haryanto, salah satu pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, mengungkapkan bahwa selama ini masih banyak beras selundupan yang masuk ke Indonesia secara ilegal. Adapun negara asal impor beras itu, salah satunya dari Vietnam.
“Kalau mau jujur, beras ini ngeri-ngeri sedap. Dibilang cukup (ya) cukup, dibilang kurang (ya) kurang. Di Batam 90 persen (beras) selundupan, dari Vietnam. Saya juga ikut. Kalau nggak ikut, merek saya bisa mati,” ucapnya di Cipinang, pada Senin, 3 Oktober 2022.
Selanjutnya: Sekitar 500 ton beras impor selundupan masuk ke Batam per hari.