Respons Anies Baswedan soal fenomena remaja SCBD
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi fenomena munculnya remaja SCBD yang banyak mendatangi Terowongan Kendal, Dukuh Atas. Dia menjelaskan bahwa ruang ketiga yang sudah dibangun tersebut memang disediakan sebagai ruang yang mensetarakan.
Dia mengingat beberapa tahun lalu, Jalan Sudirman hanya dimiliki oleh mereka yang bekerja di wilayah itu saja, dan orang luar tidak bisa menikmatinya. Jalan terbesar di Jakarta itu, kata Anies, hanya dimiilki oleh mereka yang bekerja, namun kebanyakan mereka membawa kendaran pribadi. Begitu sampai kantor, masuk dan keluar pakai kendaraan pribadi.
"Tidak ada yang berjalan kaki antar gedung, ada pertemuan antar gedung enggak ada yang jalan kaki," ujar dia di Thamrin Nine Complex pada Kamis, 7 Juli 2022.
Sementara trotoarnya sangat lebar saat ini digunakan oleh bukan saja mereka yang bekerja di kawasan itu, melainkan juga warga Jabodetabek bisa menikmati jalan dengan pemandangan gedung-gedung tinggi yang ada.
"Itu bukan sekedar trotoar, mendadak tower-tower itu bukan hanya milik mereka yang beberja di tempat ini sebagai pengalaman, tapi siapa saja silakan datang," tutur Anies.
Penampakan Taman Dukuh Atas yang dibangun di atas stasiun bawah tanah Dukuh Atas, Ahad, 9 September 2018. Di area taman itu berdiri bangunan cooling tower & ventilation tower (CTVT) dan pedestrian. TEMPO/Lani Diana
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengistilahkan fenomena anak Citayam nongkrong di Terowongan Kendal itu sebagai demokratisasi Jalan Sudirman, menjadi milik semua. Juga siapa saja bisa datang menikmati, mulai dari orang tua hingga anak-anak bisa datang dan bisa mendapatkan inspirasi.
Orang tua bawa anaknya jalan, sambil mereka dengan mudah bilang 'nak belajar yang rajin bila suatu saat bisa bekerja di gedung ini'. Jadi tempat ini menjadi ruang ketiga yang mensetarakan mereka yang datang untuk memilki pengalaman yang baru, dan ini datang dari mana saja," kata dia.
Gubernur Anies mengatakan tempat itu tidak harus didatangi masyarakat sosial ekonomi menengah ke atas. Justru, dia berujar, demokratisasi itu terjadi di tempat ini, siapa saja bisa menikmati, dan ketika membangun dikerjakan tidak sendiri, tapi berkolaborasi.
Menurut Anies, Terowongan Kendal dibuat untuk menjadi ruang ketiga yang mempersatukan dan mensetarakan. Dia mengatakan agar biarkan saja tempat itu menjadi tempat bertemu dari mana saja, karena ruang ketiga adalah mempersatukan dan membangun perasaan kesetaraan.
"Itu latar belakangnya, jadi ketika ada fenomena baru saja muncul, yang penting jaga kebersihan, ketertiban, dan selebihnya nikmati rumah ketiga bersama untuk bersama," ujar Anies Baswedan.
Baca juga: Media Fashion Jepang: Dukung Fenomena Citayam Fashion Week, Harajuku Dulu Begitu