Menurut Mega, jumlah tersangka yang ditetapkan Polda Metro Jaya itu masih kurang satu dari laporan pihak korban. Berdasarkan keterangan para korban, pelaku pencabulan terhadap belasan santriwati diduga berjumlah lima orang. “Kami tim kuasa hukum korban baru mau kroscek hari ini ke PMJ,” kata Mega kemarin.
Meski begitu, Mega kini enggan memberikan keterangan mengenai kasus ini lebih jauh, termasauk soal pernyataan Ahmad Riyadh yang mengatakan belum pernah menerima laporan adanya tindak kekerasan seksual selama menjadi pimpinan pengasuh pondok pesantren. Mega mengatakan, keterangan lengkap nantinya akan disampaikan tim kuasa hukum saat konferensi pers dalam waktu dekat.
Kasus ini pun turut menarik perhatian Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga. Bintang mengaku telah menemui 4 dari 11 korban kekerasan seksual yang terjadi di sebuah pondok pesantren di Depok, Jawa Barat pada Ahad, 3 Juli 2022.
Dalam pertemuan di sebuah kantor pelayanan di Ragunan Jakarta Selatan tersebut, Menteri PPPA melakukan dialog dan memastikan kondisi psikologis 4 anak yang diduga menjadi korban kekerasan seksual ini baik. Pertemua mereka turut didampingi oleh orang tua dan penasihat hukumnya.
Bintang mengatakan, pihaknya telah intens berkoordinasi dengan pihak kepolisian, penasihat hukum korban, dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Depok.
UPTD PPA Kota Depok telah melakukan pendampingan psikologis sejak Senin lalu. Pemeriksaan dari Kepolisian Daerah Metro Jaya pun dilakukan di UPTD PPA Kota Depok agar para korban mendapatkan penanganan secara komprehensif dan terpadu.
"KemenPPPA melalui Tim Sahabat Perempuan dan Anak akan terus mengawal dan berkoordinasi untuk memastikan pemulihan psikologis anak diduga korban dan proses hukum yang tengah berlangsung,” kata Bintang.
Sebagai pendidik, tersangka terancam hukuman tambahan...