Karena tidak ada banyak pilihan moda transportasi massal seperti di Jakarta, mereka harus menggunakan kendaraan pribadi saat menuju ke Jakarta untuk bekerja. Akibatnya, volume kendaraan kembali naik saat pembatasan selama Pandemi Covid-19 dilonggarkan.
"Itu yang di kota-kota dari luar enggak punya pilihan bawa kendaraan pribadi, itu masalahnya. Kalau di Jakarta yang angkutan umumnya sudah oke ya, tapi yang Bodetabek itu kan enggak," ucap Djoko.
Tanpa ada transportasi umum yang memadai di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, Djoko mengatakan, kebijakan ganjil-genap secara kasat mata juga tidak terlalu mengurai kemacetan Jakarta. Terbukti dari masih saja terjadi kemacetan di berbagai ruas menuju Jakarta.
Disiasati dengan Beli Mobil Pelat Ganjil dan Genap
Dia mengatakan, ini karena orang-orang yang memiliki pendapatan lebih memiliki opsi untuk memiliki mobil dan pelat nomor lebih dari satu. Mereka bisa menggunakan pelat nomor ganjil sekaligus genap, sehingga kebijakan ganjil genap pada akhirnya tidak berpengaruh terhadap orang kaya.
Bagi masyarakat yang pendapatannya rendah dan tidak bisa membeli mobil lebih dari satu, juga masih memiliki opsi jalan alternatif. Oleh sebab itu, akhir-akhir ini kemacetan malah hanya berpindah meskipun dia belum memiliki data konkret.
Rambu kawasan lalulintas di Jl MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin 9 Mei 2022. Polda Metro Jaya kembali menerapkan pemberaturan ganjil genap di 13 ruas jalan DKI Jakarta. Ganjil genap Jakarta kembali diterapkan usai momen libur dan cuti bersama Lebaran 2022. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
"Ganjil-genap itu yang punya duit mobilnya dua, atau pelat nomornya dua, ya sudah masalahnya itu-itu saja. Jadi kata kuncinya angkutan umum itu tidak hanya dibuat di Jakarta," ujar Djoko.
Atas dasar ini, Djoko menganggap kebijakan perluasan ganjil genap tidak efektif menjadi solusi mengurai kemacetan di DKI Jakarta, khususnya pada hari-hari kerja. Kunci mengurai kemacetan dianggapnya tidak ada pilihan lain selain memperluas pilihan transportasi massal di seluruh kota kawasan sekitar Ibu Kota serta mengintegrasikannya.
"Dampaknya tidak efektif, kalau mau sekalian Electronic Road Pricing (ERP) atau sistem jalan berbayar. Jadi sebenarnya ganjil genap itu kan cuma sasaran antar aja kan bukan untUk selamanya," ucap Djoko.
Baca juga: Hari Pertama Sanksi Ganjil Genap di 13 Jalan, Polisi Tilang 76 Kendaraan