Soal bagaimana upaya mengantisipasi kekosongan stok sapi dan kenaikan harga, hingga saat ini Kementerian Perdagangan belum merespons pertanyaan yang diajukan Tempo.
Yang pasti, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Kementerian Pertanian telah mengaktifkan unit respons cepat (URC) untuk penanggulangan PMK. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mengatakan, pihaknya telah menerapkan isolasi berbasis kandang dan menggandeng Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga untuk segera menyalurkan bantuan obat-obatan dari Kementerian Pertanian.
“Karantina berbasis kandang. Jadi yang sudah ada symptomatic gejalanya, jangan dibawa keluar kandang," kata Khofifah dalam siaran pers, Senin, 9 Mei 2022. "Kita koordinasikan dengan Pak Mentan supaya ketersediaan obat-obatan, analgesik, antibiotik, dan vitamin tercukupi."
Sebelumnya, Khofifah mengatakan telah memutuskan cara penanggulangan berupa kombinasi pemusnahan dan vaksinasi. Selain itu, ia juga menutup sementara pasar hewan di Gresik, Mojokerto, Lamongan, dan Sidoarjo.
Upaya lainnya yang dilakukan adalah memaksimalkan komunikasi informasi dan edukasi sehingga masyarakat bisa memahami cara menangani penyakit yang sangat menular pada hewan ternak ini.
Dengan menggunakan metode kombinasi, pemusnahan (stamping out) dilakukan terbatas pada ternak yang sudah terkonfirmasi positif PMK. Sedangkan vaksinasi dilakukan pada ternak yang sehat yang ada di daerah terancam. Target vaksinasi tersebut minimal mencakup 7- persen dari populasi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa pihaknya mendukung penuh upaya pemberantasan dengan menugaskan tim untuk mengecek kondisi lapangan.
Syahrul menjelaskan, Kementerian Pertanian melalui Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Surabaya sedang melakukan penelitian lanjutan untuk memastikan tingkat dan jenis serotype PMK yang teridentifikasi di sejumlah daerah di Jawa Timur.