Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyebut tanah dan air yang dibawa ke IKN berasal dari tiga lokasi di Kota Bengkulu. Pertama, yakni tanah yang diambil di Balai Raya Semarak dan air yang diambil di Danau Dendam tak Sudah serta dari Rumah Pengasingan Bung Karno.
Menurut gubernur, pemilihan lokasi pengambilan tanah dan air tersebut atas pertimbangan ketiganya memiliki cerita dan sejarah mengenai Bengkulu. "Ini permintaan dari staf kepresidenan untuk membuat narasi dari sumber air yang diambil, kemudian proses, termasuk sumber tanah," ujar Rohidin.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membawa tanah Kedaton dan air dari sumber mata air Banyu Panguripan di Desa Pakis, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Menurut dia, tanah dan air Bumi Majapahit, ini akan disatukan dengan 33 tanah dan air dari provinsi lain di lokasi IKN.
Kedaton, kata dia, dikenal sebagai Istana Tri Buana Tunggadewi dengan Mahapatih Gajah Mada yang pernah berikrar Sumpah Palapa. Dalam Buku Nagarakartagama karya Mpu Prapanca dikenal Nusantara (Nusa: pulau dan Antara: terluar).
"Maka Gajah Mada bersumpah akan berpuasa dan tidak berhenti sampai pulau-pulau dipersatukan," demikian kata Khofifah di akun resmi Instagramnya @khofifah.ip pada Sabtu, 12 Maret.
Beda Khofifah, beda pula Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Emil, sapaannya, membawa 27 jenis tanah dan 27 jenis air dari 27 kabupaten kota se Jawa Barat.
"Dicampurbaurkan dan disatukan di Gedung Sate, untuk dibawa ke Ibu Kota Negara, Nusantara di Kalimantan," kata dia di akun Instagram resmi @ridwankamil pada Minggu, 13 Maret.
Berikutnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang akan membawa tanah dari Kampung Aquarium di Jakarta Utara. Tanah ini dicangkul oleh ibu-ibu setempat.
"Tanah yang dicangkul oleh para Ibu ini diantarkan ke lahan yang kelak akan dibangun kota baru, yang kelas menjadi Ibu kota, yang diharapkan jadi kota yang menjerminkan cita-cita mendasar atas republik ini," kata dia di Instagram resmi @aniesbaswedan pada Minggu, 13 Maret.
Ritual Baru dan IKN yang Elitis