TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pekerja sibuk membersihkan tanah yang menutupi sumur resapan di Jalan Adityawarman, Jakarta Selatan. Pekerja lainnya terlihat menggali tanah hingga kedalaman 60 sentimeter untuk bak kontrol air.
Menurut pekerja itu, sumur yang sudah dibeton akan ditambah lagi kedalamannya. Saat ini kedalaman sumur kira-kira mencapai 2,7 meter. "Nanti masukin batu sama injuk juga buat nahan lumpur," kata pekerja itu.
Pembangunan sumur resapan di seluruh wilayah Jakarta saat ini tengah dikebut. Drainase vertikal ini dibangun untuk mengatasi banjir di Ibu Kota. Prinsipnya air tak serta merta digelontorkan ke sungai dan langsung dialirkan ke laut. Air ditabung di dalam tanah dan kelak saat musim kemarau air bisa tetap ada.
Sayang, pembangunan sumur resapan ini malah menuai kontroversi. Pembangunan yang dianggap malah membuat jalanan di Jakarta rusak ini juga jadi perhatian anggota DPRD DKI.
Salah satu yang terlihat adalah di Jalan Pattimura, Jakarta Selatan. Di jalan itu terdapat beberapa sumur resapan yang tidak rata dengan aspal. Kendaraan yang melaju harus menurunkan kecepatannya.
Yang terakhir viral adalah sumur resapan di Jalan Karang Tengah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan. Sumur resapan yang ada di pinggir jalan itu terlihat ambles.
Berbagai kontroversi itu berujung pada anggaran sumur resapan yang akhirnya dibuat nol oleh DPRD DKI dalam APBD 2022. Usul menihilkan anggaran itu datang dari Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi.