Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional atau PIHPS, harga rata-rata minyak goreng di pasar tradisional Indonesia per 25 November 2021 berkisar antara Rp 16.450 hingga Rp 24.150 per kilogram. Harga rata-rata terendah terdapat di Maluku Utara, sementara tertinggi di Gorontalo.
Sementara itu, apabila dilihat dari jenisnya, harga rata-rata minyak goreng curah di pasar tradisional di seluruh provinsi berada di kisaran Rp 17.600 per kilogram. Sementara itu harga minyak goreng kemasan bermerek 1 Rp 19.050 per kilogram dan minyak goreng kemasan bermerek 2 Rp 18.600 per kilogram.
Di Jakarta pun, harga minyak goreng terpantau dibanderol dengan harga tinggi. Di Pasar Slipi, Jakarta Barat, misalnya. Harga minyak goreng curah kini berkisar Rp 37 ribu-38 ribu per dua liter. Artinya masih sekitar Rp 19 ribuan per liter. Padahal, harga eceran tertinggi minyak goreng yang ditetapkan pemerintah adalah Rp 11 ribu per liter.
Ihwal harga minyak goreng yang melambung di atas batas pemerintah, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyebut HET itu disusun saat harga CPO di kisaran US$ 500-600 per metrik ton. Sementara, saat ini harga CPO berada di atas US$ 1.365 per metrik ton.
Karena itu, Oke menyebut perkara bahan baku menjadi pengerek harga minyak goreng saat ini. "Kenapa harga minyak goreng naik? Pertama, karena faktor bahan baku. Persoalan harga minyak goreng bukan hanya terjadi di Indonesia, ini gejolak global karena pasokan minyak nabati dunia menurun," ujar Oke dalam sebuah diskusi daring, Rabu, 24 November 2021.
Oke mengatakan melonjaknya harga minyak sawit mentah atau CPO disebabkan turunnya produksi di Malaysia sekitar 8 persen. Penurunan produksi juga diperkirakan terjadi di Indonesia. "Dari target 49 juta ton mungkin akan dihasilkan 47 juta ton," ujar dia.
Tak hanya minyak berbahan baku sawit, harga minyak kanola naik lantaran produksi di Kanada turun sekitar enam persen. Persoalan itu juga diperparah dengan adanya krisis energi di berbagai negara, misalnya Cina, India, dan Eropa.
Harga minyak nabati ini diperkirakan masih melambung hingga kuartal I 2022. Artinya, harga minyak goreng pun diperkirakan turut menyertai lonjakan harga tersebut.