TEMPO.CO, Jakarta – Para pengusaha di sejumlah sektor industri menunda aksi korporasinya di tengah rencana Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat akibat melonjaknya kasus Covid-19. Pembatasan darurat menurunkan optimisme pengusaha untuk memperluas skala bisnisnya mengancik semester II 2021.
“Dampaknya pengusaha akan mengerem ekspansi,” ujar Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah saat dihubungi Tempo, Rabu, 30 Juni 2021.
Di sektor bisnis makanan dan minuman, Budihardjo berujar beberapa pelaku usaha memilih menunda pembukaan gerai cabangnya. Meski belum ada data pasti yang dihimpun Hippindo ihwal jumlah perusahaan yang menangguhkan ekspansinya itu, ia menyebut jumlahnya tak sedikit. Paling banyak, kata Budihardjo, mereka yang tak jadi merilis usahanya adalah pemilik restoran maupun kafe.
Nasib sama dirasakan pengusaha yang bergerak di sektor akomodasi atau hotel. Di tengah tumbuhnya keyakinan pengusaha akan pergerakan wisatawan domestik yang mulai meningkat sejak kuartal II 2021, masuknya varian baru virus corona delta kembali memupuskan harapan.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawei Selatan Anggiat Sinaga menyatakan pengusaha bidang akomodasi belum bisa melakukan ekspansi hingga akhir paruh pertama 2021. Selain teposnya pendapatan akibat penurunan jumlah tamu, pengusaha masih berfokus menjaga agar lapak usahanya tak tutup.
“Sejak tahun lalu investor tiarap dalam pengembangan hotel dan restoran karena fokus saat ini bertahan agar bisa lepas dari badai,” ujar Anggiat.
Keputusan untuk memberlakukan PPKM darurat dibahas dalam rapat terbatas Kabinet bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Selasa, 29 Juni 2021. Kebijakan PPKM darurat ditempuh setelah kasus Covid-19 di Indonesia meledak dalam sepekan.