TEMPO.CO, Jakarta - Hingga Selasa malam lalu, 19 Januari 2021, Syarifuddin Kadir masih berkomunikasi dengan sejumlah pejabat di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Mereka berbicara soal banjir yang melanda sejumlah titik di Kalimantan Selatan atau Banjir Kalsel.
Syarifuddin sepakat dengan pernyataan KLHK di hari yang sama, bahwa banjir ini lebih disebabkan curah hujan yang tinggi pada 9-13 Januari 2021. Tapi ia menyampaikan ke KLHK bahwa persoalan lahan juga menjadi salah satu faktor penyebab banjir ini.
"Tidak mungkin banjir kalau tutupan lahannya optimal," kata Syarifuddin yang juga merupakan guru besar Ilmu Manajemen Hutan, Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan, saat dihubungi di Jakarta, Rabu, 20 Januari 2021.
Obrolan mereka terus berlanjut sampai hari ini. Syarifuddin mengaku telah dihubungi kembali oleh tim KLHK untuk membantu menyiapkan kajian soal penanganan banjir di Kalimantan Selatan ini ke depannya.
Banjir Kalsel menjadi topik yang ramai diperbincangkan sejak Ahad pekan lalu, 18 Januari 2021. Dari catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 10 kabupaten/kota terdampak banjir. Angka ini terus bertambah dari posisi sebelumnya yang hanya 7 daerah.
Total, 24 ribu rumah terendam dan 35 ribu lebih warga mengungsi. Sementara, 15 orang tewas akibat banjir. Adapun rincian daerah terdampak banjir yaitu sebagai berikut:
1. Kabupaten Tapin (582 rumah, 382 orang mengungsi)
2. Kabupaten Banjar (6.670 rumah, 11.269 orang)
3. Kota Banjar Baru (2.156 rumah, 3.690 orang)
4. Kota Tanah Laut (8.506 rumah, 13.062 orang)
5. Kabupaten Balangan (1.154 rumah, 17.501 orang)
6. Kabupaten Tabalong (407 rumah, 770 orang)
7. Kabupaten Hulu Sungai Tengah (11.200 jiwa mengungsi dan 64.400 jiwa terdampak)
8. Kabupaten Hulu Sungai Selatan (387 rumah dan 6.690 orang)
9. Kota Banjarmasin (716 jiwa terdampak)
10. Kabupaten Batola (517 rumah dan 28.400 orang)
Di hari yang sama, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengumumkan banjir ini salah satunya disebabkan oleh penyempitan kawasan hutan selama 10 tahun terakhir.