"Pemerintah perlu segera memberi kepastian tentang hal ini, sebab untuk menghindari para spekulan dan terjadi penimbunan atau permainan harga oleh oknum," ujar pengurus harian YLKI, Agus Sujatno.
Keputusan mesti segera diambil pemerintah, menurut Agus, karena rencana kebijakan penghapusan Premium sejatinya sudah bergulir lama. Apalagi, secara global Premium atau BBM RON 88 sudah tidak diproduksi.
Negara lain sudah mulai menggunakan bahan bakar dengan oktan yang lebih tinggi, seperti RON 92. Kendaraan-kendaraan pun, tutur dia, saat ini sudah dirancang untuk BBM beroktan tinggi.
"Secara prinsip bisa dipahami, melihat dampak ke lingkungan, serta sisi kesehatan, di mana Premium termasuk jenis BBM beroktan rendah yang menghasilkan gas buang dari knalpot kendaraan bermotor dengan emisi tinggi yang berpotensi membahayakan bagi kesehatan masyarakat," ujar Agus.
CAESAR AKBAR | HENDARTYO HANGGI | BISNIS
Baca: Pengamat: Saatnya Pemerintah Menghapus BBM Premium dan Turunkan Harga Pertamax