Pukulan pada pesanan layanan transportasi daring diamini oleh Co-CEO Gojek, Kevin Aluwi. Berdasarkan data yang dihimpun perusahaannya, Kevin mengatakan pendapatan para mitra cukup terdampak akibat pandemi. "Pendapatan mitra driver ada penurunan karena volume transportasi cukup terpukul, jadi ada dampak negatifnya di masa pandemi ini," ujar dia.
Namun demikian, ia menuturkan konsumsi masyarakat untuk layanan makanan dan belanja meningkat dibanding situasi normal. Bahkan, perseroan mencatat kenaikan nilai transaksi kotor layanan grocery mencapai 500 persen pada 2020. Ekosistem merchant GoFood juga tercatat tumbuh 80 persen di tengah pandemi. Saat ini, layanan tersebut telah menggandeng 900 ribu mitra dari sebelumnya 500 ribu di 2019.
"Orang yang baru memulai usaha mencari mulai solusi berbasis online. Kami memberi solusi lengkap dan inklusif untuk UMKM di masa sekarang," ujar Kevin.
Ia menilai situasi pandemi yang mendorong masyarakat untuk berbelanja online ketimbang offline menjadi peluang baik bagi ekosistem bisnis perseroan.
Sebelumnya, Gojek Indonesia telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 430 karyawan dan menutup 2 layanan non-inti, yakni GoLife (GoMassage dan GoClean) dan GoFood Festival akibat pandemi Covid-19.
Co-CEO Gojek Andre Soelistyo mengatakan situasi pada 2020 cukup menantang untuk perusahaan dan ekosistem bisnisnya. Untuk itu, perseroan tetap berfokus berinvestasi pada inovasi, otomatisasi, dan sumber daya manusia.