Persoalan kedua, kata Aviliani, ada kemungkinan kebijakan tersebut belum dibutuhkan. Adapun yang ketiga, misalnya pemerintah merealisasikannya pun, belum tentu ada manfaatnya.
Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad malah memprediksi sampai akhir tahun serapan anggaran PEN hanya sekitar 60 persen. "Itu saja cukup bagus, melihat kinerja selama ini," kata dia dalam kesempatan yang sama.
Ilustrasi daya beli masyarakat / pemulihan ekonomi. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Padahal seharusnya, paling tidak separuh dari anggaran PEN bisa teralisir sampai Triwulan III 2020. "Mungkin pemerintah akan menghabiskan lagi sisanya lagi 25 persen sampai Triwulan III 2020," Tauhid menambahkan.
Sebaliknya, ia juga mempertanyakan dana PEN sektoral kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah yang naik di 2021. Padahal, serapan anggaran sektoral K/L dan Pemda saat ini masih rendah. "Ini tanda tanya besar. Kenapa realisasi di 2020 kecil, tapi 2021 anggaran jauh lebih tinggi," katanya.
Seperti janji Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Komite PC-PEN), pemerintah memang harus bergegas menyiapkan program baru untuk menyerap maksimal anggaran yang terancam tak terserap tersebut. Langkah tersebut sangat perlu diambil untuk mendorong ekonomi dan pertumbuhan ekonomi.
HENDARTYO HANGGI | CAESAR AKBAR
Baca juga: Sri Mulyani: Penyerapan Anggaran PEN Masih 25 Persen