TEMPO.CO, Jakarta - Bekerja sama dengan influencer menjadi kebijakan baru pemerintah untuk mengatasi promosi wisata darurat penanggulangan dampak virus korona. Di era digital, influenser memang dituntut piawai membuat konten audio visual untuk memiliki pengaruh di media sosial.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusbianto menilai program promosi bermitra dengan influencer jadi salah satu cara cepat meningkatkan awareness wisatawan dunia terhadap Indonesia.
Meski begitu, dia mengatakan lembaganya bakal melakukan seleksi sebelum benar-benar menunjuk seorang influencer pariwisata menjadi mitra resmi negara. “Kami cari dulu berdasarkan negaranya, masa mau pengaruhi market Amerika Serikat tapi pakai yang dari Indonesia,” kata Wishnutama, Rabu 26 Februari 2020.
Menurutnya, menggunakan influencer dalam berpromosi pariwisata nasional sudah disetujui oleh pengelola anggaran negara. Wishnutama, dalam beberapa kesempatan terpisah juga mengatakan promosi di media digital termasuk menggaet pembuat konten di kanal Youtube (Youtuber) ataupun pembuat konton multi kanal atau influencer sudah dilakukan sejak dirinya menjabat menteri November lalu dengan disokong anggaran Rp 4,3 triliun untuk tahun 2020.
Menggaet Influencer, kata Wishnutama, perlu dicoba lantaran memiliki pengaruh dan ikatan yang kuat terhadap para pengikutnya. Walhasil, jika satu influencer memiliki 1 juta pengikut di kanal youtubenya, artinya ada 1 juta pasar potensial yang mengikuti si pemengaruh tersebut. “Tapi untuk pastinya, masih kami hitung-hitung costnya, mungkin 10 persennya saja,” kata Wishnutama.
Selain itu, dia membantah jika alokasi promosi lewat tokoh pemengaruh sebesar Rp 75 miliar. Angka tersebut, ujar Wishnutama, merupakan paket besar insentif yang ditugaskan kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam kebijakan insentif promosi pariwisata. Wishnutama mengatakan total duit tersebut juga termasuk insentif memberi diskon agen travel, hingga promosi di kanal konvensional seperti media massa.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan teknis penggunaan alokasi Rp 75 miliar akan dipimpin dan diumumkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Meski begitu, Airlangga sedikit memberi bocoran, jika setiap influencer yang bisa mendatangkan turis bakal mendapat komisi US$ 50 per kedatangan turis. “Bukan untuk bayar influencer saja, tapi juga diskon pelaku usaha seperti maskapai yang digunakan,” ujar Airlangga.
Hal ini diungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto setelah mengikuti rapat terbatas antisipasi penyebaran virus corona terhadap perekonomian Indonesia bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi.