TEMPO.CO, Jakarta - Muhammadiyah akan lebih banyak mendorong kadernya untuk lebih terlibat di dunia politik. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan selama ini organisasi kemasyarakatan berbasis keagamaan itu memang kurang menyiapkan kadernya untuk maju ke kancah politik.
"Sekarang kami akan dorong, kami siapkanlah," ujar Haedar saat ditemui di sela sidang tanwir Muhammadiyah ke-51, di Bengkulu, Sabtu, 16 Februari 2019. Kader Muhammadiyah akan disiapkan untuk disalurkan ke berbagai partai politik
Baca: Buka Tanwir Muhammadiyah, Jokowi Bicara Soal Kriminalisasi Ulama
Haedar mengatakan hal ini bisa dilakukan lewat Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik yang dimiliki oleh PP Muhammadiyah. Lewat lembaga ini, kader-kader Muhammadiyah akan disiapkan agar menjadi lebih siap ketika terjun langsung di dunia politik.
Muhammadiyah akan memberikan pendidikan Baitul Arqam kepada anggotanya yang akan terjun ke politik praktis. Pendidikan Baitul Arqam itu merupakan pembinaan khusus dalam berpolitik. Di dalamnya, ada larangan rangkap jabatan sehingga tidak ada konflik kepentingan. "Itu untuk menjaga keteraturan dan tetap adanya koridor organisasi untuk menghindari konflik-kepentingan," kata Haedar dalam keterangan tertulis kepada Tempo, Senin, 18 Februari 2019.
Baca: Ketum PP Muhammadiyah Minta Tak Usah Berfoto Sambil Acungkan Jari
Menurut Haedar, Muhammadiyah sebelumnya sudah memulai dengan memasukan beberapa kadera masuk ke beberapa partai politik, seperti PAN, PPP, hingga ke Golkar. Ia mengakui persiapan ini membutuhkan waktu.