"Memang dunia politik ya agak lain, seperti juga dunia bisnis ya.” Ada aspek-aspek praktikal yang harus dilakukan oleh kader Muhammadiyah. Namun, haedar tak khawatir. “Sejauh mereka punya etika, berpikir, akan menjadi koridor."
Jika ada anggotanya yang siap dan memiliki kemampuan untuk aktif dan berjuang dalam politik praktis melalui partai politik, Muhammadiyah akan mendorong anggotanya agar tetap menjalankan fungsi dan membawa misi Muhammadiyah. Muhammadiyah akan memberikan nilai positif kepada anggotanya yang terjun ke partai politik. "Jika berhasil, maka perjuangkan misi Muhammadiyah dan bila mampu, bantulah Muhammadiyah secara baik," ucap dia.
Dalam sidang tanwir ke51, PP Muhammadiyah menegaskan bahwa kadernya akan mempraktekan kembali islam sebagai agama yang mencerahkan. Beragama yang mencerahkan diwujudkan dalam kehidupan politik yang berkeadaban luhur disertai jiwa ukhuwah, damai, toleran, dan lapang hati dalam perbedaan pilihan politik.
Sebagai gerakan Islam yang bermisi dakwah dan tajdid, Haedar mengatakan semangat membawa pencerahan ini akan dijunjung dalam pikiran, sikap, dan tindakan para anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah. Dalam berdakwah, Haedar mengatakan aspek politik tak bisa begitu saja dilepaskan, terutama dalam islam.
"Politik itu bagian dari dakwah. Tinggal kita mengkapling-kapling," kata Haedar. Yang pertama adalah dakwah dan politik kebangsaan yang sifatnya umum. Poltik ini menjadi suara moral, pelurus kiblat bangsa, menyemai suara-suara perdamaian. Politik ini pula yang membuat Muhammadiyah akan semakin mengaktifkan kadernya berpolitik.
Simak: Tanwir di Bengkulu, Jokowi Cerita Kedekatan dengan Muhammadiyah
Yang kedua adalah politik kekuasaan. Soal ini, Muhammadiyah sengaja mengambil jarak. "Ini wilayah partai politik.” Muhammadiyah akan menjaga jarak dengan partai politik, kekuatan politik, dan dengan perjuangan partai politik.