Ketua Direktorat Relawan Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno Ferry Mursyidan Baldan menyayangkan tragedi cekcok perbedaan dukungan calon presiden berujung pembunuhan tersebut. Ferry mengatakan kontestasi politik tak seharusnya menjadi alat untuk memantik konflik.
Simak: Prabowo akan Hadiahi Gigi Palsu untuk Pendukungnya
"Ini menyedihkan dan warning (peringatan) untuk semua," ujar Ferry kepada Tempo pada Ahad malam, 25 November 2018 melalui pesan pendek. Ferry mengatakan kompetisi politik seharusnya menjadi tantangan masyarakat untuk saling mengemukakan gagasan terhadap pilihannya. Bukan wadah untuk saling tikam.
Ia lantas meminta para pendukung untuk bijak menanggapi kampanye-kampanye di media sosial. Bila timbul tragedi pertikaian akibat ruang sosial tersebut, Ferry mengatakan hal ini harus menjadi bahan introspeksi untuk semua pihak. Baik untuk audiens kampanye maupun dua pasangan calon presiden.
Ferry juga mengimbau relawan Prabowo - Sandiaga untuk menjaga citra Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019. Musababnya, pesta demokrasi ini adalah salah satu cermin peradaban bangsa. Bila masyarakat terpecah, maka wajah Indonesia di mata dunia pun terdampak.
"Kepada para relawan Prabowo - Sandiaga, kami mengajak untuk terus menahan diri dari pancingan emisi," ujarnya, mengimbau. Ferry menekankan, dukungan relawan harus lahir dengan militansi. Bila dukungan timbul karena emosi, iklim politik yang sejuk tak akan terjadi.
Baca juga: Prabowo Mengaku Terpaksa Minta Bantuan Dana ke Pendukungnya
Ia pun mengingatkan bahwa kompetisi pemilihan presiden dan pemilihan legislatif yang bakal digelar bersamaan tahun depan merupakan seni. Seni, kata dia, untuk mengekspresikan perbedaan pilihan. Seperti hakikat seni, keindahan yang muncul tidak bakal merusak hubungan. "Terakhir, jangan biarkan kasus ini berkembang," ujarnya.
Lantas dalam pandangan sosiologi kenapa hal ini bisa terjadi. Simak pendapat Sosiolog dari UGM.