Tiga hari setelah penusukan anggota Polri di dekat Mako Brimob Kelapa Dua, pada Minggu pagi, tiga gereja di Surabaya diledakkan dengan bom bunuh diri. Pelakunya sekeluarga.
Mereka adalah suami-istri Dita Uprianto, 48 tahun, dan Puji Kuswati (43) serta empat anak mereka yang mayoritas masih anak-anak, yakni PR (9), FS (12), FH (16), dan Yusuf Fadil (18).
Dita Uprianto diketahui sebagai Ketua JAD Surabaya.
Rekannya, Anton Febrianto (47), mati akibat bom yang sedang dirakitnya pada hari yang sama di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, tak jauh dari Surabaya.
Istri Anton, Puspita Sari (47), bersama anak pertama mereka, LAR (17) ikut tewas. Tiga anak lainnya selamat dengan luka-luka.
Polisi menduga Anton sekeluarga menyiapkan serangan bom bunuh diri menyusul aksi nekat Dita. Namun, bom rakitan keburu meledak. Anton tewas dengan sakelar di tangannya.
Esok harinya, Senin pagi, 14 Mei 2018, sekitar pukul 08.50 WIB, giliran Kantor Poltabes Surabaya diserang bom bunuh diri, Pelakunya lagi-lagi sekeluarga.
Empat orang pelaku tewas, terdiri ayah-ibu dan dua anak laki-laki. Mereka meledakkan diri menggunakan sepeda motor Honda Supra dan Honda Beat.
Anak bungsu, perempuan berusia 8 tahun, selamat. Namun, empat polisi dan enam masyarat di sekitar lokasi menderita luka.